Berita Jepang | Japanesestation.com

Orang yang berkabung di Nagano Jepang, sekarang memiliki pilihan untuk tidak perlu meninggalkan mobil mereka pada saat berbela sungkawa dengan menggunakan layanan pemakaman drive thru pertama di Jepang. Lext Ai Inc., sebuah operator layanan pernikahan dan pemakaman yang memiliki kantor utama di pusat Prefektur Jepang yang bergunung-gunung ini, memperkenalkan sistem drive thru di fasilitas pemakaman Ueda Minami Aishoden pada tanggal 17 Desember lalu.

Presiden perusahaan, Masao Ogiwara, mengatakan bahwa orang tua dan para tuna daksa yang merasa sulit untuk hadir "tanpa bantuan orang lain", sekarang dapat memberikan penghormatan terakhir mereka dengan lebih mudah. Tentunya inovasi ini membuat banyak pelayat yang hadir ke pemakaman.

Pelayan disambut di sebuah meja resepsi khusus yang berada di jalur khusus tempat dimana mereka dapat parkir, kemudian mereka bisa mendaftarkan nama mereka di buku tamu atau di tablet layar sentuh dan menyerahkan uang duka cita ke dalam sebuah amplop kepada petugas seperti biasa.

Pemakaman Drive Thru di Jepang Memudahkan Pelayat untuk Berbela Sungkawa
(image : Asahi Shimbun)

Tempat pemberhentian tersebut juga memungkinkan pengemudi dan penumpang untuk memberikan doa dan menyulut dupa pada pembakar listrik sambil melihat foto almarhum di altar melalui jendela besar.

Lampu kedip di dalam ruang tamu menotifikasi anggota keluarga yang berduka bahwa ada pengunjung yang melayat di jalur drive thru, dan mereka dapat melihat para pelayat tersebut menyampaikan perpisahan terakhir pada monitor khusus.

Pemakaman Drive Thru di Jepang Memudahkan Pelayat untuk Berbela Sungkawa
(image : Asahi Shimbun)

Ogiwara, 67 tahun, mengatakan bahwa keuntungan yang lainnya adalah bahwa pelayat tidak perlu mengenakan pakaian hitam formal atau gaun tradisional khas Jepang untuk acara semacam itu. Meskipun dia sadar bahwa beberapa orang mungkin tidak menyukai ritual adat tersebut diubah menjadi lebih modern, Ogiwara mencatat bahwa hal-hal baru seringkali sulit diterima pada awalnya, tapi jika kita tidak mencobanya, maka gagasan yang menguntungkan kebutuhan sehari-hari tersebut tidak akan pernah lahir.

(featured image : Asahi Shimbun)