Pemerintah Jepang Terhadap NEET
Rupanya, selain menentukan apakah seseorang termasuk ke dalam golongan NEET atau bukan, pemerintah Jepang aktif mencari alasan mengapa populasi pemuda di Jepang bisa berakhir menjadi NEET. Usaha pemerintah pun membuahkan hasil. Ternyata, mindset para pemuda lah yang membuat pandangan mereka terhadap pekerjaan dan pendidikan berkurang. Karena itulah mereka membuat beberapa program.
Pemerintah Jepang berusaha untuk menolong agar universitas dan kantor-kantor terhubung agar para pemuda bisa bekerja dengan lebih mudah. Ada juga program magang, training on-the-job, mentorship, dan lain-lain. Kantor-kantor pun banyak yang dibuat lebih santai dan menjadi creative hub, tak lagi konservatif seperti di perusahaan pada umumnya untuk membuat para pemuda lebih nyaman.
Dan bagi mereka yang telah memutuskan untuk menjadi seorang NEET, ada bimbingan konseling untuk menolong mereka menghadapi masalah yang ada. Selain itu, ada juga “youth camps” di mana para NEET bisa berkumpul dengan sesamanya dan diharapkan, hal ini dapat meningkatkan motivasi mereka untuk kembali bekerja.
Pemerintah Jepang pun berusaha membantu para NEET yang kurang beruntung dalam mendukung mereka dalam melawan penyakit yang diderita, membantu menangani kesehatan mental, atau menyediakan biaya bagi mereka agar bisa bekerja dan bersekolah.
Ada juga organisasi non-profit yang membantu para NEET mencari pekerjaan. Uniknya, organisasi ini menolong para NEET dari sisi lain, yaitu dari mata para NEET sendiri. Organisasi ini diharapkan mampu menolong para NEET yang memiliki beragam alasan untuk tidak bekerja dan tidak bersekolah untuk melanjutkan hidup mereka.
Mungkin, akan sulit dan butuh waktu untuk menangani masalah NEET, namun dengan udaha yang dilakukan pemerintah dan organisasi non-profit di atas, diharapkan ke depannya masalah sosial ini akan menghilang.
Sumber: