Beberapa waktu silam Indonesia dihebohkan dengan kasus kanibalisme yang dilakukan oleh Sumanto. Sumanto pun akhirnya dijuluki sebagai manusia kanibal dan telah dijatuhi hukuman penjara dan sempat dimasukkan dalam Rumah Sakit Jiwa. Namun kasus kanibalisme tak hanya dilakukan oleh Sumanto saja. Jepang juga memiliki manusia kanibal bernama Issei Sagawa. Berikut kisahnya seperti dikutip dari JapanRealm (10/10/2014) dan beberapa sumber lainnya.
Issei Sagawa lahir prematur pada tanggal 26 April 1949 dalam sebuah keluarga kelas menengah. Saat dewasa, Sagawa memiliki minat dan ambisi dalam bidang literatur yang akhirnya mengantarnya ke Paris untuk mendapatkan gelar PH.D-nya. Sayangnya bukan gelar PH.D yang dibawanya, melainkan titel sebagai manusia kanibal.
Semula berawal saat dia mengundang temannya, seorang pelajar berkebangsaan Belanda bernama Renée Hartevelt, untuk datang ke tempatnya pada tanggal 11 Juni 1981. Sagawa (pada saat itu berusia 32 tahun) beralasan akan membantu Hartevelt untuk menerjemahkan teks bahasa Jerman-nya. Ternyata Sagawa bukannya membantu Hartevelt, melainkan menembaknya hingga tewas. Tak berhenti sampai disana, Sagawa pun memakan Hartevelt hingga beberapa hari kemudian. Belakangan diketahui jika Sagawa memang sudah menargetkan untuk memakan Hartevelt dengan alasan untuk "menyerap energinya" karena Hartevelt digambarkan sebagai seorang gadis cantik dan sehat, sementara Sagawa menganggap dirinya "lemah, jelek, dan kecil" (tingginya hanya 1,52 m).
Sagawa pun berusaha menutupi jejaknya dengan membuang sisa tubuh Hartevelt di danau, dan saat itulah polisi setempat mengetahui perbuatannya. Saat rumahnya digeledah, masih ada temuan sisa tubuh di dalam lemari pendinginnya. Alih-alih dihukum, Sagawa dinyatakan gila sehingga tak dapat mengikuti pengadilan di Prancis. Akhirnya Sagawa dipulangkan kembali ke Jepang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di pengadilan Jepang.
Entah kenapa, setelah Sagawa kembali ke Jepang, pihak yang berwenang di Prancis menolak mengirimkan segala barang bukti dengan alasan Prancis telah menutup kasus tersebut. Sagawa otomatis bebas dari segala tuduhan. Dan saat di tes kesehatan di Jepang, ternyata Sagawa dinyatakan waras dan perbuatan kanibalnya tersebut dinilai dipicu oleh "sexual perversion".
Lalu bagaimana kabar Sagawa sekarang? Saat ini Sagawa tinggal di Tokyo dan menjadi selebritas minor di Jepang. Dia menulis buku, menulis review restoran, menghadiri berbagai talk show dan menceritakan detail perbuatannya pada publik. Dia kini melenggang bebas sekalipun telah mengakui memakan manusia, dan kisahnya lalu menginspirasi berbagai program televisi, film dokumenter, dan juga menginspirasi lahirnya lagu "Too Much Blood" (1983) dari Rolling Stones dan "Dinner with Renee" (2004) dari band Human Factors Lab.