Hampir 1 juta orang Jepang yang disebut hikikomori, tidak lagi mampu menghadapi masyarakat sehingga mereka telah menutup diri di kamar tidur mereka dan menolak untuk eksis di dunia luar. Kondisi menutup diri yang cenderung dilakukan para kawula muda Jepang, terutama pria, itu menyebabkan masalah sosial dan kesehatan yang sangat mengkhawatirkan bagi negara tersebut dan membingungkan para ahli kesehatan mental.
Seperti dilansir dari news.com.au, selama hampir tiga tahun Yuto Onishi, yang kini berumur 18 tahun, menghabiskan hidupnya menutup diri karena ia dikucilkan dari teman dan keluarganya. Ia tidur di siang hari, dan di malam hari ia melakukan surfing online dan membaca komik di kamar tidurnya. Ia kadang-kadang keluar dari kamarnya untuk mencari makanan. Onishi berkata pada media ABC pada hari minggu, "Setelah kamu mengalaminya, kamu akan kehilangan realita, saya tahu itu tidak normal tapi saya tidak ingin mengubahnya, itu rasanya aman." Setelah gagal sebagai pemimpin tim di sekolahnya dan merasa malu, Onishi lalu menjadi hikikomori. Tekanan yang ditujukan padanya oleh keluarganya semakin memperparah perasaannya.
Sejak tahun 1990-an, hikikomori telah menjadi kata dalam rumah tangga di Jepang menurut Wall Street Journal. Banyak ahli menyebutnya sebagai salah satu masalah sosial dan kesehatan yang terbesar yang mengganggu negara Jepang. Namun fenomena ini membingungkan para petugas kesehatan mental, yang mencoba untuk mengobati mereka yang menderita kondisi tersebut. Pemerintah Jepang telah mengeluarkan sejumlah besar biaya untuk memahami tentang hikikomori, namun tingkat perawatan yang sukses masih rendah.
Banyak hikikomori masih dapat melakukan gaya hidup mereka karena masih tinggal dengan orangtua mereka, yang secara finansial menjamin kehidupannya. Malah, dalam beberapa kasus ada yang dilaporkan bahwa orangtua mereka membawa makanan ke pintu kamar mereka. Selama beberapa tahun terakhir, minat dan rasa ingin tahu tentang fenomena ini juga telah mengusik masyarakat internasional dan menyebabkan sejumlah buku dan film di luar Jepang, mendokumentasikan hikikomori. Untuk membuat banyak remaja muda dan orang dewasa di Jepang agar mau keluar dari kamar tidur mereka yang aman, banyak pihak yang mencoba untuk mengatasi masalah ini.