Puasa merupakan ibadah wajib bagi umat Muslim ketika bulan Ramadhan. Jika saat berpuasa di negara sendiri rasanya tidak menjadi masalah, namun bagaimana jika berpuasa di negara yang agama Islam merupakan minoritas seperti di Jepang?
Jepang merupakan negara yang mayoritas penduduknya menganut kepercayaan Shinto dan beragama Buddha, Kristen dan Katolik. Namun, masyarakat Jepang sangat toleransi serta menghargai dan memberi kebebasan menjalankan ibadah puasa Ramadhan bagi umat Muslim. Sementara untuk berpuasa di Jepang memiliki waktu yang lebih lama dibandingkan berpuasa di Indonesia. Berpuasa di Jepang sekitar 19 jam sementara di Indonesia hanya 13 jam, selain itu kondisi cuaca juga mungkin membuat kendala, apalagi di bulan Juli-Agustus ini merupakan musim panas di Jepang. Waktu sahur di Jepang yaitu sekitar pukul 02.28 pagi dan waktu berbuka puasa sekitar pukul 19.16 malam, dan makin hari imsak semakin lama dan waktu berbuka semakin cepat. Seorang warga Indonesia yang tinggal di Jepang mengatakan lama berpuasa di Jepang saat musim panas ini memang sedikit membuat kendala. Meskipun demikian ia tetap menjalankan ibadahnya dengan baik. “Pas musim panas, memang sedikit membuat kendala, tapi saya ttetap menjalankannya,” kata Fredy, kepada koresponden Rahasianews.com, Kamis (03/07/2014) di Osaka. Selain itu Fredy mengatakan tuntutan pekerjaan juga membuat puasa sedikit lebih berat. Mengingat Jepang merupakan negara maju yang sangat profesional dalam pekerjaan dan sekolah, maka mereka sangat disiplin terhadap waktu baik saat bekerja maupun sekolah. Saat malam hari saat shalat tarawih di Jepang dilakukan secara tenang dan tidak mengganggu masyarakat Jepang lainnya. Berbeda dengan di Indonesia, shalat tarawih di Jepang, hanya menggunakan pengeras suara di dalam ruangan, tidak menggunakan pengeras suara yang terdengar hingga keluar. Mengingat Islam sebagai minoritas di Jepang, untuk mencari makanan yang benar-benar Halal cukup sulit. Hampir semua makanan lebih mengandung babi atau unsur makanan haram lainnya. Untuk membeli makanan yang Halal dapat membeli di restoran yang berlabel Nippon Asia Halal Association (NAHA). Lembaga inilah yang memberikan label halal pada restoran dan produk makanan Jepang. “Mau beli makanan yang Halal di sini juga lumayan sulit, mau ke restoran harus yang ada label dari NAHA,” ujar Fredy. Selain itu untuk Masjid di Jepang juga sulit dijumpai, bahkan seperti di kota besar seperti di Osaka dan Tokyo sulit untuk dijumpai. Di Tokyo terdapat Masjid Camii Tokyo yang berlokasi di dekat stasiun Yoyogi Uehara, Tokyo yang merupakan masjid terbesar di Jepang serta Masjid Kobe di Kobe. Sementara di Osaka terdapat Masjid yang terletak di pusat kota Osaka, di Nishi Yodogawa-ku, Osaka yang menyediakan berbagai fasilitas seperti toko makanan Halal dan madrasah.