Mungkin sudah banyak yang tahu jika sepasang kekasih di Jepang jarang mengungkapkan perasaannya secara terus terang, tidak seperti kebiasaan di negara Barat. Bukannya karena mereka tidak memiliki perasaan, namun itu karena secara budaya, mereka menganggap pengungkapan ekspresi melalui kata-kata tidaklah terlalu penting.
Namun, walau begitu, dalam sebuah hubungan pastilah ada kata-kata menyakitkan yang pernah diterima seseorang dari pasangannya. Untuk mencari tahu kata-kata atau kalimat mana yang paling menyakitkan yang pernah diterima dalam sebuah hubungan, Anniversaire, sebuah jaringan kapel pernikahan dan banquet halls di Jepang, bekerja sama dengan Macromill Surveys, bertanya pada 1400 pria dan wanita single berusia 20 hingga 37 tahun, mengenai kalimat mana yang paling menyakitkan yang pernah mereka dengar dari pasangan mereka.
Mari kita mulai dengan daftar kalimat menyakitkan bagi kaum pria.
#5: "Kau sebut dirimu laki-laki?" 男としてありえない。- Otoko to shite arienai.
Aww! Kalimat ini, oleh kaum pria, dianggap sebagai sebuah "tendangan" yang menyerang harga diri kelelakian mereka, yang biasanya digunakan oleh pasangannya untuk menyindir sikap maupun perbuatan mereka (kaum pria) yang dianggap tidak seperti laki-laki.
#4: "Kau tak peduli padaku. Kau tak cukup baik (untukku)." 大事にされてない。優しさが足りない。 - Daiji ni sareteinai. Yasashisa ga tarinai.
Kaum pria biasanya tak suka jika dibilang memiliki sikap yang terlalu lembek. Namun, disebut tak memiliki hati pun bukan sebuah pujian, dan itu bisa cukup menyakitkan bagi kaum pria.
#3: "Aku menyukaimu, namun ayo putus." 好きだけど別れよう。 - Suki dakedo wakareyou.
Kalimat ini dianggap cukup membingungkan. Jika memang suka, mengapa harus putus? Itulah yang membuat kalimat ini terasa begitu menyakitkan.
#2: "Bersamamu itu tak menyenangkan." 一緒にいても面白く無い。 - Issho ni ite mo omoshirokunai.
Seperti dalam budaya lainnya, di Jepang kaum pria dituntut untuk berinisiatif dalam membuat acara kencan terasa menyenangkan. Sayangnya, banyak pria yang gagal melakukan itu dan akhirnya dianggap bukan laki-laki (lihat no #5). Namun, diluar sebuah hubungan romantis pun pastilah akan sangat menyakitkan jika seseorang disebut "tidak menyenangkan".
#1: "Kamu menyebalkan, dan aku bahkan tak ingin melihat wajahmu." うざい、顔もみたくない。 - Uzai, kao mo mitakunai.
Dianggap memiliki kepribadian yang menyebalkan? Itu tergantung pada opini masing-masing. Namun jika dianggap terlalu menyebalkan bahkan untuk dilihat saja? Ini jelas merupakan sebuah kalimat yang menyakitkan dan bisa menghancurkan hati siapapun.
Dan inilah daftar kalimat yang paling menyakitkan menurut wanita.
#5: "Kau tahu? Aku tak peduli lagi. Lakukan apapun yang kau inginkan." もういいよ、勝手にすれば? - Mou ii yo, katte ni sureba?
Berbeda dengan kalimat paling menyakitkan menurut pria, bagi wanita kalimat ini dianggap sebagai sebuah permulaan dari sikap yang tak menyenangkan, dan itulah yang membuat kalimat ini tidak enak di dengar.
#4: "Bersamamu tak menyenangkan, kita takkan bisa bersama." 一緒にいても楽しくない、合わない。 - Issho ni ite mo tanoshikunai, awanai.
Ini menjadi bukti bahwa bagi kaum pria maupun wanita, dianggap tidak menyenangkan itu merupakan hal yang menyakitkan.
#3: "Aku tak menyukaimu lagi." 好きじゃなくなった。 - Suki ja naku natta.
Kalimat ini jelas menjadi sebuah kalimat yang begitu diucapkan akan sulit untuk ditarik lagi. Tak banyak yang bisa dilakukan untuk memperbaiki situasi setelah kalimat ini diucapkan, jadi hati-hati dalam mengucapkannya ya.
#2: "Aku tak bisa membayangkan kita menikah, atau memiliki masa depan bersama." 将来が考えられない、結婚が考えられない。 - Shourai ga kangaerarenai, kekkon ga kangaerarenai.
Setiap wanita menginginkan pernikahan. Mendengar kalimat ini dari seorang pria, apalagi kekasihnya, jelas itu akan betul-betul melukai perasaannya.
#1: "Kamu kelihatan jelek. Gendut. Kenapa kamu nggak mengurangi berat badan?" 容姿が悪い、太っている、痩せたら? - Youshi ga warui, futotteiru. Yasetara?
Wow. Rasanya tak perlu dijelaskan lagi kenapa kalimat ini begitu menyakitkan bagi seorang wanita, bukan?
Untungnya, hampir dari setengah orang yang ditanyakan dalam survey ini menjawab jika mereka lupa apa saja kalimat menyakitkan yang pernah diterima dari pasangan masing-masing. Sisi positif yang bisa diambil, mungkin sebuah hubungan memang harus berakhir jika sudah ada hal-hal menyakitkan yang membuat sebuah hubungan mejadi tidak sehat. Seiring berjalannya waktu dan dengan semakin berkembangnya kedewasaan diri, perasaan negatif akibat kalimat-kalimat tersebut pun akan memudar. Pada akhirnya, yang bisa kita lakukan berikutnya adalah menemukan pasangan yang lebih baik yang bisa membantu kita melewati masa-masa sulit. Apa kalian setuju?