Wah, Para Kucing di Pulau Kucing Jepang Berada Dalam Bahaya Kegemukan?
Masih ingat kan dengan Pulau Kucing di Aoshima, Prefektur Ehime Jepang? Pulau Kucing adalah sebuah pulau di Jepang di mana populasi kucing jauh lebih banyak daripada jumlah manusia yang tinggal di sana. Dengan begitu, apakah kucing-kucing di sana akan kekurangan makanan? Atau malah terlalu berlebih sehingga mereka terpapar bahaya kegemukan? Tim dari rocketnews24 mengirim koresponden mereka, Meg untuk bermain ke sana sekaligus melihat situasi sebenarnya dari pulau Kucing itu. Dengan penduduk hanya 15 jiwa serta sekitar 100 ekor kucing, Pulau Kucing atau Surga Kucing itu pastinya memiliki kekuatan yang tidak berimbang. ▼ Feri ke Aoshima Namun walau dengan begitu sedikitnya manusia yang tinggal di pulau itu, ternyata pulau tersebut merupakan perhentian populer bagi para turis. Dan dengan makin banyaknya turis yang singgah di sana dan memberi makan snack kepada kucing-kucing di sana, secara tidak langsung mereka akan mulai terpapar pada bahaya obesitas (kegemukan). ▼ Bahkan ada panitia penyambutan kucing menunggu kami di dermaga Secara teori, hal itu tidak sulit untuk dibayangkan. Sampai beberapa tahun yang lalu, turis yang mengunjungi Aoshima dapat dihitung dengan jari. Karena kucing di pulau itu bukan hewan peliharaan, mereka harus mengais-ngais dan berburu makanan di alam liar. Sumber daya terbatas yang tersedia berarti bahwa untuk bertahan hidup, mereka harus makan setiap kali kesempatan muncul dengan sendirinya. Dengan demikian, beberapa kalangan khawatir bahwa kucing-kucing itu tidak memiliki kemauan untuk menolak tawaran makanan gratis dari turis, atau bahkan bayangan bahwa mereka akan makan terlalu banyak. Oleh karena itu, Meg memutuskan untuk mengadakan sebuah kajian saat ia tiba di sana. Karena berkeliling pulau dengan membawa timbangan akan terlihat aneh, maka Meg muncul dengan sebuah ide tes visual di tempat. Meg menciptakan tiga kategori kucing dengan melihatnya saja. Kucing yang memiliki cekungan antara kepala dan tubuhnya diklasifikasikan sebagai normal. Mereka yang menunjukkan sebuah garis lurus disebut “sedikit berat”, dan mereka yang antara kepala dan lehernya terlihat menggembung akan disebut “kelebihan berat badan”. Untungnya, sebagian besar kucing yang dilihat oleh Meg memiliki tipe tubuh normal. Terdapat beberapa ekor kucing yang sedikit gemuk di antara mereka yang langsing, namun tidak ditemukan kucing yang benar-benar kelebihan berat badan. Walau Meg tidak memiliki waktu untuk mengecek satu persatu seluruh kucing di pulau itu, namun ia memiliki teori bagaimana kucing-kucing yang ia lihat mempertahankan bentuk tubuh mereka. “Mereka berjalan dengan gaya menguntit yang khas dimiliki oleh hewan liar,” katanya. Karena mereka bukanlah kucing rumahan, mereka mendapatkan banyak latihan saat mereka menjelajah pulau tempat tinggal mereka, mencari makanan saat tiak ada turis yang mendekati mereka untuk memberi makanan gratis. Walau begitu, kita harus tetap menjaga agar kucing kita tidak sampai melewati batas asupan kalori yang sehat, yang pada akhirnya akan memebuatnya menderita obesitas. Kucing tidak dapat pergi ke gim untuk berolahraga membakar lemak mereka, jadi sekali mereka menderita obesitas, akan sulit untuk mengembalikan mereka ke berat badan normal. Biasanya ini terjadi pada kucing rumahan, yang memiliki lebih sedikit area untuk mereka jelajahi sebagai sarana olahraga mereka. Untungnya, para kucing dari Aoshima memiliki kesempatan alami yang cukup untuk berlatih dan berolahraga sehingga mereka tidak membutuhkan berbagai mainan mewah. Namun, untuk kesehatan mereka, mungkin lebih baik bagi wisatawan untuk hanya mengambil foto dan bermain dengan kucing-kucing itu, tanpa harus memberi mereka makanan yang berlebihan. Source : Rocket News 24