Empat anak diduga menderita kanker tiroid dalam survei terbaru pada dampak kesehatan yang mungkin timbul sejak tiga krisis pembangkit milik Tokyo Electric Power Company (Tepco) di Prefektur Fukushima yang rusak tahun 2011.
Keempat anak tersebut berusia 6 sampai 17 tahun pada saat bencana krisis tersebut. Mereka telah didiagnosa tidak memiliki kanker dalam survei pertama yang dilakukan dalam waktu tiga tahun sejak kebocoran. Keempatnya tinggal di kota Okuma, Fukushima, Date dan Tamura pada saat itu.
Survei pertama mencakup semua 370.000 anak di Prefektur Fukushima yang masih berusia 18 tahun atau lebih muda pada saat bencana tersebut. Survei kedua, yang dimulai April lalu, mencakup sekitar 385.000 anak, penambahan mereka yang lahir setahun setelah bencana melanda.
Para peneliti di Universitas Kedokteran Fukushima, yang telah memimpin penelitian tersebut, akan bekerja untuk memastikan apakah kanker keempat anak tersebut telah berkembang dan mempelajari dengan seksama apakah kasus itu terjadi karena pengaruh dari radiasi. Mereka mengambil hasil survei pertama sebagai data dasar dalam menilai apakah kasus kanker dapat meningkat di masa depan.
Pemerintah Prefektur Fukushima mengatakan pada bulan Agustus bahwa 57 anak dalam survei pertama telah dikonfirmasi menderita kanker tiroid dan 24 orang lainnya masih diduga menderita kanker tersebut.
Tingkatan paparan radioaktif eksternal pada tiga dari empat wilayah diperkirakan sampai 2,1 milisievert dalam waktu empat bulan sejak 11 Maret 2011, pada saat itu Jepang Timur dilanda gempa besar dan tsunami yang memicu kebocoran nuklir.