Pernah dengar orang Jepang berbahasa Inggris atau bahkan Indonesia dengan aksen yang terdengar aneh? Atau mendengar mereka kebingungan saat mengucapkan kata dengan huruf "L" atau "R" di dalamnya? Kenapa ya orang Jepang tidak bisa melafalkan huruf "L" dan "R"?
Tidak seperti bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, dan bahasa lainnya, penggunaan alfabet yang berdiri sendiri tidak berlaku dalam bahasa Jepang. Hal ini menimbulkan perbedaan yang signifikan karena alfabet normalnya memiliki bunyi sendiri. Contohnya, huruf “M” akan berbunyi dengan cara menempelkan kedua bibir dengan lembut, berlawanan dengan bunyi “P” yang lebih tegas.
Dalam bahasa Jepang, huruf “M” dan “P” tidak memiliki bunyi sendiri, dan huruf vokal selalu disertakan dengan konsonan. Karakter huruf Jepang terdiri dari gabungan suku kata, dan bukan alfabet. Ini berarti orang Jepang tidak bisa membunyikan huruf “M” atau “P” yang berdiri sendiri tanpa berlatih sebelumnya, karena hal semacam ini tidak berlaku dalam bahasa mereka. Maka dari itu, konsonan (konsep yang tidak berlaku dalam bahasa Jepang) hanya digunakan bersamaan dengan huruf vokal (a, I, u, e, o). Jadi, “M” yang berdiri sendiri tidak akan menghasilkan bunyi, tetapi orang Jepang bisa membunyikan “ma, mi, mu, me, mo”.
Tidak semua bunyi dalam alfabet juga digunakan dalam bahasa Jepang, seperti “X” atau “Q”. Ketika menulis bahasa Jepang dalam romaji (alfabet), hampir semua orang akan menggunakan huruf “R” daripada “L”. Padahal, baik huruf “R” maupun “L”, keduanya tidak benar-benar ada dalam bahasa Jepang. Meskipun bunyinya seringkali ditulis sebagai “ra, ri, ru, re, ro”, tetapi sebenarnya ini bukanlah “R” yang sama dengan yang digunakan dalam bahasa Inggris. Pada kenyataannya, bunyinya lebih seperti hibrida, atau suara yang terletak di antara spektrum fonemis “L” dan “R”.
Dengan kata lain, bunyi “ra, ri, ru, re, ro” dihasilkan dengan menggerakkan lidah dengan cara tertentu yang berbeda dengan gerakan lidah saat menyebut “L” dan “R” dalam bahasa Inggris. Ini juga yang menjadi salah satu penyebab kenapa orang Jepang kesulitan belajar dan berbicara dalam bahasa Inggris.
Di sisi lain, meskipun pelafalan “R” dalam bahasa Indonesia terdengar hampir mirip dengan “ra, ri, ru, re, ro” dalam bahasa Jepang, tetapi mereka tetap kesulitan dalam membunyikan huruf "L" dan "R", terutama yang berdiri sendiri. Apalagi mengucapkan kata yang terdapat huruf “L” dan “R” yang berdekatan di dalamnya.
Tanpa latihan, orang Jepang akan sangat kesultan melafalkan “L” atau “R”. Tetapi, sebagian besar orang yang terekspos bahasa lain sejak dini, orang yang mempelajari, atau yang memiliki ketertarikan, akan bisa melafalkan kedua huruf ini ketika mereka dewasa. Saat lulus SMA, sebagian besar orang Jepang tidak cukup belajar untuk melafalkan konsonan yang benar, dan kebanyakan memilih untuk tidak melanjutkan belajar setelah mereka lulus.
Jadi, kenapa orang Jepang tidak bisa melafalkan huruf “L” dan “R”?
1. Bahasa Jepang memiliki pelafalan yang jauh berbeda dengan bahasa lain, dan orang-orang Jepang sudah terbiasa dengan itu.
2. Bahasa Jepang tidak memiliki pelafalan “L” dan “R” seperti bahasa lain sehingga mereka tidak bisa melafalkannya.
3. Pendidikan bahasa Inggris atau bahasa lain di Jepang tidak mempersiapkan siswanya untuk terus berbicara dalam bahasa yang mereka pelajari.
Sayangnya, beberapa orang memperlakukan orang asing yang mempelajari bahasa mereka dengan kurang sabar. Jadi, apabila kamu bertemu dengan orang asing yang ingin berbicara dalam bahasamu dengan aksen yang kental, ingatlah bahwa mereka memiliki bahasa asli yang sangat berbeda denganmu. Mereka sudah berusaha keras dan butuh bantuanmu untuk terus berkembang, jadi bimbinglah mereka dengan penuh kesabaran.