Doraemon, anime yang diadaptasi dari manga karya Fujiko F. Fujio yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa dan pernah diangkat sebagai duta budaya Jepang, kini menjadi kontroversi karena beberapa politisi dan aktivis berkampanye untuk melarang penayangan Doraemon di Pakistan dan India. Doraemon diminta untuk berhenti tayang di layar televisi di kedua negara tersebut karena dianggap dapat merusak anak-anak dan mendorong anak-anak untuk berperilaku buruk di sekolah dan di rumah.
Dilansir dari berbagai sumber, seruan pelarangan penayangan Doraemon di Pakistan muncul ketika Malik Taimur, anggota partai oposisi Pakistan-Tehreek-e-Insaaf (PTI) menganggap Doraemon adalah contoh yang buruk. Para politikus dan aktivis Pakistan menyebutkan bahwa bahasa yang digunakan dalam kartun menghancurkan norma-norma sosial di negara tersebut. Karena anime Doraemon disulihsuarakan ke dalam bahasa Hindi untuk pemirsa di Pakistan, sementara bahasa yang digunakan oleh warga Pakistan adalah Urdu, mereka pun menyuarakan keprihatinannya, "Anak-anak kami tidak sadar telah mempelajari kata-kata Hindi, yang merusak kemurnian bahasa dan mendistorsi keyakinan agama kami".
Sementara itu seorang aktivis sosial terkemuka di India bernama Ashish Chaturvedi, mendesak pemerintah dan lembaga penyiaran untuk melarang penayangan Doraemon, karena karakter Nobita yang pemalas dan tidak memiliki motivasi telah memberi contoh yang buruk bagi anak-anak. Sedangkan Doraemon selalu membantu Nobita yang malang untuk keluar dari berbagai masalah. Chaturvedi mengatakan bahwa anak-anak meniru Nobita dengan menolak untuk melakukan pekerjaan rumah mereka dan berbicara kurang sopan kepada orang tua dan guru mereka.
Bagaimana komentar kalian?
(Featured image: Kin Cheung/AP via theguardian.com)