Berita Jepang | Japanesestation.com

Jalur Yamanote bisa dibilang merupakan “tulang punggung” dari jalur transportasi Jepang. Ya, jalur ini memang beroperasi melewati berbagai distrik bisnis dan hiburan Tokyo. Jadi, pasti setiap orang yang menginjakkan kaki di Jepang (apalagi tinggal di Tokyo) pasti akan melewati jalur ini. Nah, untuk mengenal jalur satu ini lebih dekat, simak 4 fakta menarik tentang Jalur Yamanote berikut!

1. Jalur dengan 30 stasiun!

jalur yamanote jepang japanesestation.com
Kereta yang melalui Jalur Yamanote (pixta)

Jalur Yamanote beroperasi dengan rute melingkar setiap 64 menit dan berhenti di 30 stasiun. Jalur ini juga cukup panjang, 35,9 km!

Nah, karena jalur ini adalah sebuah loop line, orang-orang tak dapat merujuk ke dua arah yang menjadi tujuan mereka, membuat mereka menyebutnya dengan sotomawari (外回り; "lingkaran luar") untuk jalur searah jarum jam, dan uchimawari (内回り; "lingkaran dalam") untuk jalur yang berlawanan dengan arah jarum jam.

Jalur ini dioperasikan oleh JR East (East Japan Railway), artinya, kita bisa menggunakan JR Pass dan Tokyo Wide Pass, tapi tak bisa menggunakan Tokyo Metro pass.

Jalur ini melewati berbagai distrik penting, seperti Ueno, Akihabara, Stasiun Tokyo, Shibuya, Harajuku, dan Shinjuku. Namun, terkadang jalur ini juga melewati area pemukiman sepi dengan stasiun yang lebih kecil. Sangat sibuk deh.

2. Padat banget!

jalur yamanote jepang japanesestation.com
Penumpang Jalur Yamanote (pixta)

Setiap tahun, pemerintah menerbitkan “tingkat kepadatan” untuk jalur kereta api utama di Jepang. Tingkat kepadatan 100% menunjukkan perjalanan yang relatif nyaman, di mana beberapa orang berdiri namun tetap memiliki banyak ruang untuk kaki.

Nah, tingkat kepadatan Jalur Yamanote melebihi jumlah tersebut, mencapai 158%! Padahal, kereta-kereta di sini beroperasi setiap dua setengah menit, menjadikannya menjadikannya salah satu jalur paling padat di Tokyo (urutan ke-32 dari 41).

Pada 2014 silam, tingkat kepadatan di stasiun ini mencapai 199% akibat Jalur Ueno-Tokyo belum dibangun. Artinya,penumpang dari tiga jalur kereta komuter yang berbeda harus turun di Ueno dan pindah ke Jalur Yamanote untuk mencapai tujuan mereka. Waduh, pasti gak nyaman banget ya?

3. Kereta super keren

jalur yamanote jepang japanesestation.com
Kereta di melalui Jalur Yamanote (pixta)

Coba deh gunakan Jalur Yamanoe. Teman-teman pasti bakal menemukan banyak kereta dengan model E235 yang pertama kali diperkenalkan pada 2015. Penampilannya jauh berbeda dengan kereta JR lain.

Model kereta satu ini memiliki layar di atas kursi penumpang yang memperlihatkan pengumuman dan iklan JR. Setiap keretanya juga memiliki “tempat kosong” di setaip sudutnya yang cocok untukkursi roda, stroller, atau koper besar. Sostem kontrol pintu dan ventilasinya pun di-upgrade!  

4. Lagu unik Jalur Yamanote

Musik dan lagu memang telah jadi ciri khas kereta dan stasiun Jepang sejak tahun 1900, saat penyair dan guru Takeki Owada menulis 374 bait lagu kereta. Jika digabungkan, bait-bait tersebut akan menjadi suatu kisah yang menceritakan tentang bepergian mengitari Jepang dan mendeskripsikan berbagai pemandangan yang dilewati saat kereta berjalan. Misalnya saja lagu yang mendeskripsikan perjalanan di Jalur Tokaido dari Shimbashi ke Kobe yang kini melodinya dibuat oleh Umewaka Ono, seorang musisi dan guru musik.

Nah, beberapa abad kemudian, program anak-anak NHK, "Yugata Quintet" mengambil melodi ini dan menyanyikan nama-nama 29 stasiun di Jalur Yamanote sesuai dengan urutannya. Versi satu ini jadi hit lho di Jepang, membuatnya tak bisa lepas dari pikiran orang-orang!

Nah, itulah 4 fakta menarik tentang Jalur Yamanote!