Teknologi wearable device berupa jam tangan pintar (smartwatch) memang masih terbilang baru. Namun faktanya orang-orang di era digital ini tidak pernah bisa hanya mengandalkan satu perangkat saja, melainkan butuh beberapa. Seperti yang terjadi pada penggunaan smartwatch, padahal orang sudah punya smartphone. Tentu saja faktor gaya hidup dan sosial sangat berpengaruh terhadap penggunaan gadget. Di Jepang, aksesoris pintar pun semakin dipromosikan untuk menjadi fashion item baru dalam budaya modern baru. Jepang yang memang dikenal sebagai negara produsen teknologi, beberapa mahasiswanya pun yang mendalami bidang fashion telah merancang berbagai aksesoris pintar. Melalui program “scientific girls”, Recruit Technologies Advanced Technology Lab dan Rikejo University ingin mendorong kaum perempuan untuk terlibat dalam penciptaan teknologi, seperti dikutip PhoneArena, Senin (23/3/2015), Akan tetapi mengapa harus perempuan? Setelah Jepang diramaikan oleh isu skandal klaim penemuan stem sel oleh peneliti perempuan Haruko Obokata. Skandal tersebut membuat mentornya sekaligus pemimpin penelitian Dr. Yoshiki Sasai meninggal dunia diduga bunuh diri karena stres. Atas kejadian skandal tersebut, Jepang mengkhawatirkan karir perempuan di dunia teknologi, bahwa tidak ada lagi perempuan yang ingin terlibat dalam penciptaan sebuah teknologi. Memang Jepang bukanlah pemilik ide aksesoris pintar seperti Android Wear atau Apple Watch, tetapi mereka memiliki ambisi mengembangkan aksesori pintar jenis lainnya seperti ikat rambut, gelang kalung, dan produk fashion lainnya. Bahkan mereka tidak peduli dengan masalah daya tahan baterai yang hanya bertahan beberapa lama saja, misalnya ketika baterai jam tangan konvensional bisa bertahan hingga beberapa tahun. Ya memang tidak perlu membahas terlalu jauh masalah daya tahan baterai aksesoris tersebut. Tetapi cukup dengan menikmati saja inovasi-inovasi terbaru dalam dunia teknologi seperti ini Prototipe dari gelang pintar tersebut digambarkan dalam video berikut ini: