Berita Jepang | Japanesestation.com

Pada tahun 1105, Hiraizumi (平泉) dipilih sebagai wilayah kekuasaan Klan Fujiwara. Selama Periode Heian (794-1185), Fujiwara adalah klan yang paling kuat di Jepang.  Kota ini terus berkembang dalam hal kecanggihan budaya dan kekuatan politik, sehingga bahkan mampu menyaingi Kyoto, ibu kota Jepang di masa itu.

Namun, pada tahun 1189, Hiraizumi dihancurkan oleh Minamoto Yoritomo, orang yang kemudian menjadi shogun pertama Jepang. Kota ini tidak pernah pulih dari kejayaannya, tetapi masih memiliki beberapa situs bersejarah yang paling berharga di Wilayah Tohoku. Hiraizumi memiliki lebih dari 3.000 Harta Karun Nasional yang tersebar di kuil-kuilnya yang masih lestari.

Kuil Chuson-ji dan Aula Konjiki-do

Aula utama Kuil Chuson ji (Japan Guide).
Aula utama Kuil Chuson ji (Japan Guide).

Kuil Chūson-ji, adalah kuil indah yang disebut-sebut sebagai Golden Pavilion-nya wilayah utara Jepang karena memiliki kesamaan dengan Kinkakuji yang terkenal di Kyoto. Kuil ini terdaftar sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 2011. Konjiki-do atau Aula Emas merupakan daya tarik kuil ini yang dibangun pada tahun 1124 dan telah ditetapkan sebagai harta nasional.

Seperti namanya, interior dan eksteriornya dilapisi dengan daun emas, dan tempat suci bagian dalamnya dihiasi dengan gading dan permata serta mutiara yang terbuat dari turbo marmoratus yang dibawa dari Jalur Sutra, sehingga seluruh aula ini bagaikan sebuah karya seni!

Aula Konjiki-do yang menyimpan mumi pemimpin Klan Fujiwara (lin Judy).
Aula Konjiki-do yang menyimpan mumi pemimpin Klan Fujiwara (lin Judy).

Di kedua sisi Amida Nyorai, yang terletak di tengah-tengah Shumidan, di mana dewa utama diabadikan, terdapat Kannon Seishi Bosatsu (patung pelayan), enam patung Jizo Bosatsu, Jikokuten, dan Zōchoten. Ini adalah komposisi patung Buddha yang hanya dapat dilihat di Chuson-ji.

Konjiki-do juga menyimpan mumi para pemimpin Klan Fujiwara. Tubuh mumi Lord Kiyohira ditempatkan di bawah altar tengah. Sementara sisa-sisa jasad putranya, Motohira, ditemukan di bawah altar barat laut. Saat ini, tempat tersebut dikelilingi oleh kaca, dan melarang pengunjung untuk mengambil foto di sekitar areanya.

Pada abad ke-12, Lord Kiyohara dari klan Fujiwara melakukan proyek konstruksi besar-besaran untuk memperluas kuil dalam rangka mengenang nyawa yang hilang selama perang sebelumnya. Pada puncak kejayaannya, Chuson-ji memiliki lebih dari 40 aula dan pagoda, serta 300 tempat tinggal untuk para biksu.

Kuil Motsu-ji

Hondo, aula utama Kuil Motsuji (Japan Guide).
Hondo, aula utama Kuil Motsuji (Japan Guide).

Tak jauh dari Chuson-ji, anda akan menemukan Kuil Motsu-ji, sebuah kuil besar dan penting dari sekte Tenda yang terkenal dengan taman dan kolamnya dengan gaya Heian. Kuil ini dulunya merupakan kuil besar dan penting dari sekte Tendai di Hiraizumi, yang terdiri dari banyak bangunan. Seperti halnya Chusonji, kekayaan Motsuji naik dan turun seiring dengan kekuasaan keluarga Fujiwara. 

Taman bergaya Heian di Kuil Motsuji yang terinspirasi dari konsep surganya umat Buddha (Japan Guide)
Taman bergaya Heian di Kuil Motsuji yang terinspirasi dari konsep surganya umat Buddha (Japan Guide).

Motsuji masih memiliki sejumlah bangunan yang masih berdiri yang akan menarik perhatian pengunjung. Di antaranya adalah Hondo (aula utama kuil), Gudang Aset Budaya yang merupakan rumah harta karun yang memamerkan artefak sejarah dan budaya Motsuji, dan Kaizando, sebuah bangunan yang memperingati kepala ketiga sekte Tendai dan tiga penguasa Fujiwara yang memerintah di Hiraizumi.