Berita Jepang | Japanesestation.com
Wasabi, tumbuhan asal
Jepang ini dikenal sebagai teman menyantap
sushi dan
sashimi. Cita rasa pedas yang dihasilkan berbeda dengan cabai. Bukan menyerang lidah, kepedasan
wasabi tak jarang sampai tenggorokan dan hidung. Di negeri asalnya,
wasabi telah lama digunakan sebagai obat tradisional penangkal racun makanan.
Wasabi juga disebut baik untuk kecantikan kulit karena mengandung antiseptik, meningkatkan sirkulasi juga oksigenasi. Sifat antimikroba-nya juga mencegah timbulnya jerawat. Sebuah studi bahkan menyebut bahwa
wasabi juga memberilkan efek anti penuaan. Hal tersebut karena
wasabi mengandung sulfur atau ikatan oksigen yang disebut sulfonil. Saat dipanen, sulfonil tersebut melebur bersama molekul lain dan menciptakan zat yang disebut 6-methylthiohexyl isothiocyanate (6-MSITC). Zat kimia yang memberikan cita rasa unik bagi
wasabi ini kemudian diketahui mampu menurunkan oksigen reaktif dalam tubuh. Yakni oksigen yang dihubungkan dengan kanker, juga melemahkan tubuh seiring bertambahnya usia. Dilansir rocketnews, para ahli menyebut: Anda harus mengonsumsi minimal lima milimeter atau satu sendok makan
wasabi setiap hari untuk mendapatkan manfaat zat 6-MSICT. Bagi Anda yang tak kuat dengan pedas
wasabi, coba campurkan tumbuhan ini dengan olahan makanan lain. Zat kimia ^-MSICT tahan terhadap suhu tinggi, tanpa melunturkan manfaatnya.