Berita Jepang | Japanesestation.com
Seperti kita ketahui, secara resmi Jepang tidak memiliki tentara, ia memiliki Self-Defense Force (Pasukan Bela Diri / Jieitai ) yang sangat besar dan didanai dengan baik. Walau peran defensifnya saat ini masih diperdebatkan, SDF seolah-olah ada untuk “melindungi dan menjaga Jepang dan penduduknya. Dan tentu saja ini termasuk wanita Jepang. Majalah Mamor milik SDF, yang cenderung menampilkan wanita pada cover (biasanya seorang idol Gravure dalam balutan seragam SDF, yang dalam istilah Mamor dikenal sebagai “Monthly Venus”), merupakan majalah yang populer untuk para pembacanya dengan menampilkan berbagai informasi yang diberikannya mengenai tentara Jepang. Judul publikasi itu adalah pelesetan dari kata “mamoru” yang berarti “melindungi” dalam bahasa Jepang, dan jika kita lihat ada juga kata “amor” di dalamnya. mamor-jieitai-japan-self-defense-forces-sdf-magazine Ya, di antara banyak artikel pada peralatan dan materi militer, Mamor juga menjalankan artikel konkatsu “berburu pernikahan” tentang tentara SDF yang masih single. Wanita di Jepang semakin tertarik dalam mencari pasangan masa depan dari jajaran SDF, tampaknya karena orang-orang dari SDF itu pandai memasak, mencuci, membersihkan dan memperbaiki barang. Citra publik SDF juga mendapat dorongan besar sejak peristiwa bencana Tohoku tahun 2011, di mana ribuan tentara dikirim untuk mengambil bagian dalam operasi penyelamatan dan pemulihan. “Setelah gempa, mereka tampak sangat andal,” kata seorang wanita yang menghadiri acara perjodohan pada tahun 2013 yang dipenuhi oleh para pendaftar wanita. “Meskipun tentara SDF semua memiliki keluarga mereka sendiri, mereka bekerja keras untuk para korban.” Seorang wanita asing yang menikah dengan seorang tentara SDF Jepang mengatakan bahwa ia berpikir bahwa pekerjaan suaminya adalah sesuatu yang bisa dibanggakan karena menunjukkan kekuatan karakternya, seperti loyalitas, komitmen dan disiplin. Bahkan ada berbagai layanan pengenalan konkatsu khusus untuk menghubungkan wanita dengan calon suami yang berprofesi keprajuritan, seperti Jietai Premium Club dan I Vision (seperti dalam foto di bawah ini). jieitai-konkatsu-self-defense-forces-marriage-matchmaking Pertanyaannya sekarang adalah, jika pemerintah Jepang suatu saat mengubah SDF menjadi tentara sesungguhnya, apakah hal itu akan membuat wanita Jepang enggan melirik mereka lagi – atau bahkan malah lebih bersemangat?