Hari ketiga perjalanan di Prefektur Ibaraki kali ini diwarnai dengan makin menurunnya suhu udara di wilayah Ibaraki dan berbagai wilayah lain di Jepang. Jika di hari sebelumnya suhu udara berada di kisaran 8 derajat Celcius, maka hari ini suhu udaranya turun hingga mencapai 4 derajat Celsius, dan hujan gerimis telah turun sejak pagi hari. Hari ini, tempat yang pertama yang tim Japanese Station kunjungi adalah Makabe Machinami, atau Makabe Cityview.
Makabe merupakan sebuah daerah yang berada di kota Sakuragawa, Ibaraki. Hal yang unik dari wilayah ini, adalah banyak bangunan yang ada di tempat tersebut merupakan bangunan yang sudah berusia ratusan tahun, dan menggunakan desain bangunan yang biasanya ditemukan di zaman Edo. Hebatnya lagi, banyak di antara bangunan tersebut masih difungsikan! Beberapa di antaranya masih berfungsi sebagai toko, salah satunya ada juga yang dialihfungsikan menjadi penginapan tradisional Jepang atau ryokan. Gedung kantor pos lamanya kini sudah tidak difungsikan, namun dapat dikunjungi oleh wisatawan yang ingin melihat bagian dalamnya.
Tidak hanya bangunan bersejarah, di Makabe juga terdapat sebuah pabrik penyulingan sake yang bisa didatangi oleh wisatawan. Di pabrik ini, selain dapat melihat-lihat pajangan yang terkait dengan pembuatan sake seperti diorama proses pembuatan sake, pengunjung juga dapat mencoba sake-nya yang enak, termasuk nigorizake, sake yang berwarna keruh karena masih mengandung ampas. Sake yang dihasilkan di sini dikenal lezat karena Makabe merupakan daerah penghasil beras yang berkualitas tinggi, dan air sungai yang mengalir di daerah ini juga bersih.
Setelah puas mengunjungi Makabe city, rombongan kami melanjutkan perjalanan ke Gunung Tsukuba. Gunung Tsukuba adalah dataran tertinggi di Ibaraki, dan dari observatoriumnya, pengunjung akan dapat menikmati pemandangan Prefektur Ibaraki. Selain itu, gunung ini juga memiliki taman pohon plum yang sangat indah pada saat sedang mekar.
Berbeda dengan sebagian besar taman pohon plum, keindahan pohon plum di taman ini lebih intens karena kerapatan pohon yang yang berada di sisi gunung, dan banyaknya bebatuan yang menyelingi pohon-pohon plum di sini. Semua hal tersebut menciptakan sebuah pemandangan yang harmonis, terlebih lagi, pada saat tim Japanese Station mengunjungi tempat ini, hujan yang turun sedari pagi berubah jadi salju karena dinginnya suhu di ketinggian gunung tersebut, menyulap pemandangan tersebut menjadi makin indah.
Untuk pilihan makan siang di daerah gunung Tsukuba, ada satu pilihan yang cukup menarik yaitu Nissyouan Cafe. Di kafe ini, selain dapat menikmati kopi hangat, pengunjung juga dapat menikmati makanan khas Jepang yaitu chadzuke lengkap dengan taburan buah plum, dan sangat cocok untuk menghangatkan diri di ketinggian gunung tersebut.
Tidak hanya itu saja, di kafe ini para pengunjung dapat menikmati senbei atau kue beras panggang, yang dipanggang sendiri! Di kafe ini juga disediakan saus untuk cocolan senbei ini, di antaranya pasta kacang merah, shoyu, dan juga cocolan lain yang tidak disangka-sangka rasanya cocok dengan senbei panggang, yaitu cokelat dan krim keju! Pokoknya kalian harus coba saat mengunjungi gunung ini!
Melanjutkan rangkaian perjalanan hari tersebut, kami kembali merasakan bersepeda di Ibaraki. Kali ini, kami bersepeda di jalur khusus rin-rin road yang bermula dari wilayah Tsukuba sepanjang 40 km. Meski demikian, kami hanya bersepeda sepanjang 10 km di jalur tersebut, hingga ke museum kecil di daerah tersebut, untuk kembali melanjutkan perjalanan dengan bus ke tujuan selanjutnya, yaitu patung Ushiku Daibutsu.
Patung Buddha raksasa di Ushiku ini adalah patung Buddha tertinggi di dunia dengan tinggi 120 meter, dan terbuat dari perunggu. Patung ini dari kejauhan saja sudah terlihat kebesarannya, dan hal ini makin terasa begitu sudah berada di hadapan patung tersebut. Patung ini dikelilingi oleh taman yang cukup asri, lengkap dengan kolam yang indah.
Patung ini pun tidak hanya unik karena besarnya saja. Bagian dalam patung ini adalah bangunan setinggi 4 lantai yang bisa dimasuki oleh orang, dan bagian dalamnya sudah dibagi ke dalam ruangan-ruangan dengan fungsinya masing-masing. Dari lantai pertama, pengunjung akan diarahkan untuk naik elevator ke lantai 4, yang berada di sekitar dada patung tersebut. Di bagian ini terdapat celah di dada patung tersebut di mana pengunjung dapat melihat pemandangan di luarnya dari ketinggian. Setelahnya, para pengunjung akan menuruni patung tersebut dari lantai ke lantai hingga pintu keluar, di mana mereka akan melewati berbagai ruangan seperti ruang doa dan ruang persembahan.
Setelah mengunjungi patung Buddha Ushiku, perjalanan dilanjutkan ke Ami Outlet, sebuah shopping center yang memiliki toko dari berbagai merk terkenal dunia. Tempat ini sangat cocok dikunjungi oleh mereka yang suka berbelanja, terutama barang-barang bermerk yang tidak dijual di Indonesia.
Pada kunjungan hari ketiga ini jugalah, tim Japanese Station berkesempatan mencoba wagyu di sebuah restoran di kawasan kota Tsukuba, yang menghidangkan steak wagyu Hitachigyu yang berasal dari Ibaraki. Daerah penghasil wagyu di Ibaraki adalah kota Hitachi. Kota ini memiliki nama yang sama dengan prefektur Ibaraki sewaktu masih berbentuk provinsi, yaitu provinsi Hitachi.
Setelah puas menikmati daging wagyu yang sangat lembut tersebut, kami beristirahat di Hotel Okura Frontier Hotel Tsukuba, di pusat kota Tsukuba.
Di hari keempat perjalanan ini, Japanese Station diajak mengunjungi satu tempat yang berhubungan dengan Ibaraki di kota Tokyo, yaitu Ibaraki Marche di kawasan Ginza. Toko ini menjual berbagai macam produk khas Ibaraki, seperti natto, stroberi, dan buah serta sayur-mayur lainnya, yang kesemuanya merupakan produk asli Ibaraki. Di Ibaraki Marche juga terdapat kafe yang menyediakan makanan dan minuman dengan citarasa asli Ibaraki, jadi, kalian yang hanya sempat berkunjung sebentar saja ke Jepang dan tidak bisa mengunjungi langsung Ibaraki, bisa mengunjungi toko ini untuk merasakan sebagian kesan mengenai Ibaraki.
Kunjungan ke Ibaraki Marche tersebut mengakhiri 4 hari perjalanan tim Japanese Station ke Prefektur Ibaraki. Jika kalian berkesempatan untuk mengunjungi Jepang, jangan lupa masukkan Prefektur Ibaraki ke dalam daftar perjalanan kalian, karena di sini, kalian bisa merasakan pengalaman yang tidak akan kalian temui di bagian lain Jepang!
(All images: ©Japanese Station / chaos_in_hell)