Sekilas, menjadi anggota idol group tenar di Jepang dan memiliki begitu banyak penggemar tampak seperti hal yang menyenangkan dan menggiurkan bagi banyak gadis muda, tapi jangan salah, di belakangnya ada berbagai larangan ketat yang mengatur kehidupan pribadi sang idola sebagai 'obyek fantasi' para penggemarnya yang harus selalu terlihat 'suci dan murni'.
Tak sedikit idol yang tersandung kasus larangan berkencan yang ditetapkan oleh agensi mereka, seperti beberapa anggota AKB48, Rino Sashihara, Natsumi Hirajima, Rumi Yonezawa, dan Minami Minegishi yang sampai menggunduli kepalanya; Miho Yuuki dan Sena Miura, anggota Aoyama Saint Hachamecha High School yang dipecat dan dituntut ganti rugi mencapai lebih dari 8,2 juta yen, serta salah satu idol berusia 17 tahun yang didenda sebesar ¥650.000 karena menyebabkan grupnya bubar pasca sang gadis ketahuan menerima ajakan untuk masuk kamar hotel.
Tapi, baru-baru ini, seorang hakim dari Pengadilan Distrik Tokyo, Katsuya Hara menolak memenangkan kasus terkait seorang mantan idol berusia 23 tahun yang dituntut oleh perusahaan manajemennya karena melanggar larangan berkencan. Setelah menandatangani kontrak untuk bergabung dengan suatu idol group di bulan April 2012, sang member kemudian mulai berkencan dengan seorang fans di bulan Desember 2013 yang berarti melanggar kontrak yang telah disetujuinya. Pada bulan Juli 2014, ia berniat untuk keluar dari grup tersebut dan mulai membolos kerja, sampai akhirnya hubungan sang idol dengan fans-nya ketahuan, hingga ia dan sang kekasih dituntut oleh agensi idol tersebut sebesar 9,9 juta yen.
Atas keputusannya untuk tidak memenangkan kasus ini, sang hakim berargumen bahwa ia mengerti atas larangan tidak berkencan demi menjaga integritas sang idol, namun ada lebih dari 1 faktor yang harus dipertimbangkan dalam situasi ini. "Usaha memperkaya hidup seseorang dengan menjalin hubungan dengan lawan jenis dilindungi dalam hak menentukan nasib sendiri. Hubungan dengan lawan jenis adalah bagian dari upaya seseorang untuk mendapatkan kebahagiaan. Karenanya, meskipun dihubungkan dengan situasi khusus statusnya sebagai seorang idola, melarang seseorang untuk meraih kebahagiaan dalam hidupnya tergolong keterlaluan," ungkap Hara. Melihat tidak ada niat buruk dari sang mantan idola yang berkencan bukan untuk menjatuhkan agensi tempatnya bernaung dulu, sang hakim pun mengabaikan kasus ini.