Selama ini, untuk menjalin hubungan romantis dengan anak di bawah umur merupakan hal yang dilarang hampir di seluruh dunia. Namun, agaknya hal ini berbeda dengan Jepang. Tapi, bukan berarti pemerintah Jepang tidak mengusahakan untuk membuat peraturan yang dapat melindungi anak di bawah umur.
Peraturan Tentang Kesehatan Perkembangan Remaja Prefektur Osaka MELARANG “aktivitas seksual” antara orang dewasa dan anak yang masih dibawah umur 18 tahun, walaupun status kedewasaan di Jepang sebenarnya adalah di atas umur 20 tahun. Akan tetapi, peraturan Prefektur Osaka ini pun masih meninggalkan beberapa celah, yaitu jika seorang dewasa terlibat aktivitas seksual dengan remaja, mereka tidak akan terkena hukuman. Kecuali, aktivitas tersebut terjadi jika salah satu pihak dalam keadaan terancam atau salah satu pihak berbohong kepada partnernya yang masih di bawah umur.
Hasilnya, Osaka memiliki tingkat tuduhan kriminal yang lebih rendah terkait dengan aktivitas seksual dengan remaja di bawah umur dibandingkan dengan prefektur lainnya di Jepang. Merasa “gerah” dengan fakta ini, Dewan Prefektur Osaka mendiskusikan beberapa kemungkinan untuk amandemen atau perubahan pada peraturan tersebut. Pertemuan yang diadakan pada bulan Februari ini menghasilkan beberapa usulan sebagai berikut:
- Bahkan jika tidak ada ancaman atau penipuan terkait umur, orang dewasa dilarang untuk melakukan aktivitas seksual dengan pasangan yang masih berumur di bawah 18 tahun jika hanya atas dasar memuaskan hasrat seksual.
- Hubungan intim lainnya selain "hubungan serius" akan dianggap sebagai tindakan ilegal.
Dengan kata lain, jika kamu adalah orang dewasa yang sudah legal secara hukum, Prefektur Osaka tidak akan lagi memperbolehkan kamu untuk “tidur” dengan remaja di bawah umur, kecuali atas dasar suka sama suka atau consensual relationship yang dijalani secara serius.
Sampai sekarang belum ada kepastian tolak ukur untuk istilah “hubungan serius” tersebut. Apakah itu diukur dari tingkat kedekatan kamu dan pasangan di bawah umurmu sampai memanggil satu sama lain dengan nama panggilan 'chan'? Atau diukur dari berapa banyak foto couple yang kamu punya bersama pasangan di bawah umurmu? Hal ini cukup jadi pertanyaan, apalagi di Jepang cukup sering diberitakan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.
Jika usulan perubahannya saja masih rancu seperti ini, sepertinya masih diragukan tingkat keseriusan untuk melindungi remaja di bawah umur, ya....