Berabad-abad yang lalu, orang Jepang menggunakan zori dan geta sebagai item fashion yang digunakan sebagai alas kaki mereka, sandal tradisional Jepang untuk semua musim dan kesempatan. Saat ini, sandal ini paling populer digunakan saat festival kembang api dan acara tradisional lainnya. Meskipun tradisional, tetapi sandal-sendal ini tetap nyaman, indah, sekaligus praktis untuk digunakan. Walaupun bentuk dasar geta dan zori serupa, terdapat perbedaan besar saat kamu melihat bagian bawahnya. Jadi, apa perbedaan di antara kedua sandal tradisional Jepang ini?
Apa Itu Geta?
Geta adalah sandal tradisional Jepang berbahan kayu yang terlihat sangat menonjol, terutama karena "gigi", potongan kayu penyangga yang menempel pada sol. Meskipun kamu dapat membandingkannya dengan sepatu platform tahun 70-an, awalnya sandal ini tidak dirancang untuk mode.
Pada zaman dulu, sebelum jalan diaspal, gigi di bagian bawah geta memungkinkan orang berjalan dengan aman tanpa tersandung dan jatuh, terutama pada hari-hari hujan dimana kondisi jalan berlumpur dan basah. Geta juga mencegah bagian bawah kimono terinjak dan menjadi kotor. Salah satu ciri khas geta adalah suara karankoron atau bunyi "klak" yang dihasilkan gigi geta saat seseorang berjalan di sepanjang jalan beraspal atau permukaan beton.
Pedagang dan koki sushi secara tradisional mengenakan geta yang sangat tinggi untuk menjaga jarak antara mereka dan sisa-sisa makanan di lantai. Kadang-kadang para pria ini bahkan mengenakan geta yang hanya memiliki satu gigi, yang disebut tengu-geta, yang diposisikan tepat di tengah sol.
Ada juga geta khusus yang dikenakan para geisha untuk latihan dengan ujung kaki miring ke depan. Jenis geta ini juga terkadang dikenakan oleh gadis-gadis muda saat perayaan tradisional. Mereka disebut pokkuri atau koppori.
Apa Itu Zori?
Zori wanita selalu memiliki sol yang tinggi, kecuali zori yang digunakan untuk kerja. Solnya juga berbentuk bulat lembut, dan tampak sangat nyaman. Zori pria, meski sedikit membulat, solnya selalu datar.
Secara historis, banyak orang mengenakan zori berbahan jerami yang dibuat hanya dengan menenun jerami. Sebelum sepatu dengan pola desain yang indah menjadi hal yang biasa, orang-orang yang bergerak di bidang pertanian menganyam jerami di rumah mereka dan membuat waraji (sandal jerami) yang digunakan untuk keperluan kerja.
Zori dengan tali berwarna putih digunakan saat mengenakan pakaian formal, dan zori dengan tali berwarna hitam lebih banyak digunakan pada situasi sehari-hari, jadi salah satu ciri khasnya adalah warna tali menentukan bagaimana dan dalam situasi apa zori digunakan. Atau terkadang juga disesuaikan dengan warna obi (sabuk kimono) yang digunakan.
Zori wanita yang dihias paling indah dikenakan bersama kimono pada acara-acara yang sangat formal. Jika desain sandal yang digunakan tidak terlalu rumit, berarti acaranya tidak begitu formal. Zori pria memiliki tingkat formalitas yang lebih sedikit daripada zori wanita. Mereka biasanya terbuat dari jerami atau kayu dan dapat dikenakan tanpa kaus kaki.
Karena hal ini, zori memiliki banyak ruang untuk menjadi kreatif. Untuk acara-acara khusus, mereka dapat dibuat dari kayu berpernis, atau menonjolkan desain bercat, atau menggunakan hiasan bulu. Zori plastik biasa juga menarik dalam berbagai warna dan dapat disesuaikan dengan aksesori.
Sumber: From Japan, Matcha Japan