Berita Jepang | Japanesestation.com

Jika dilihat sepintas, Studio Ghibli dan dunia Zen Buddha mungkin seperti tak ada hubungannya ya? Studio Ghibli merupakan sebuah studio animasi ternama yang telah memproduksi berbagai film animasi terpouler di dunia, sedangkan Zen adalah salah satu ajaran agama Buddha yang mengajarkan arti kehidupan. Namun, di balik perbedannya, ternyata keduanya bisa saling berhubungan. Tak percaya? Lihat saja apa yang dilakukan salah satu pendeta Buddha di Jepang ini!    

Ia adalah Shinsuke Hosokawa, seorang pendeta di sekte Rinzai dari sekolah Buddha Myoshinji. Hosokawa berhasil melihat adanya persamaan antara kedua hal yang nampak bertolak belakang tersebut, yaitu, “Hidup selalu berharga untuk dijalani, bahkan jika kita tengah berada di keadaan terburuk.” Semua itu ia ungkapkan dalam buku terbarunya, Zen no Kotoba to Ghibli (禅の言葉とジブリ/ Kata-kata Zen dan Ghibli), di mana Hosokawa menyelidiki persaamaan antara keduanya.

Studio Ghibli agama Zen Buddha japanesestation.com
Cover Zen no Kotoba to Ghibli (prtimes.jp)

Hosokawa telah menjadi fans berat Ghibli sejak kecil, dan terus mengapresiasi karya-karya dari Studio Ghibli bahkan setelah ia masuk ke dalam sekte Rinzai dan memulai hidup barunya sebagai seorang pendeta Zen. Kekagumannya pada perusahaan animasi tersebut bermula dari apa yang dia yakini sebagai filosofi Zen dan ada dalam diri para sutradara hebat Ghibli; Hayao Miyazaki, Isao Takahata dan Goro Miyazaki. Karena itulah, Hosokawa dapat menemukan berbagai refleksi dan pesan tersembunyi dari Buddhisme Zen dalam film-film Studio Ghibli.

Zen no Kotoba to Ghibli berisi 14 esai yang semuanya ditulis oleh Hosokawa, menjelaskan apa saja poin-poin umum dan persamaan antara karya Ghibli dan filosofi Zen dalam kalimat sederhana yang mudah dimengerti. Nah, perbandingan yang dibuatnya itu makin menarik dengan adanya ilustrasi biksu Buddha imut yang didesain oleh Toshio Suzuki.

Studio Ghibli agama Zen Buddha japanesestation.com
Cuplikan halaman Zen no Kotoba to Ghibli (prtimes.jp)

Berikut salah satu terjemahan yang dikutip dari buku baru milik Hosokawa:

“Kita dapat menemukan dunia ‘Zen’ dalam film-film produksi Studio Ghibli. Saat saya memiliki waktu untuk me-review anime Ghibli, saya menemukan banyak sekali hal baru yang tidak saya sadari saat pertama kali menontonnya.

2020 memang merupakan tahun “tak terlupakan” bagi kita semua dengan semua hal buruk yang terjadi. Kecemasan dan kekhwatiran seakan tak berhenti selama hidup di tahun 2020 ini. Meskipun begitu, pesan dari Ghibli yang mengatakan bahwa, “dunia ini sangat berharga untuk ditinggali,” dapat membuat kita terus melangkah dan tak menyerah bukan?

Tentu, saat kita semua mengalami sesuatu yang tak disangka-sangka, kita akan merasa hampa dan bingung. Namun, berapa kali Anda benar-benar melakukan apa yang Anda harapkan dalam hidup? Hidup selalu penuh dengan ketidakpastian dan penuh dengan hal-hal yang tak diharapkan. Dan saat hal tak diharapkan tersebut hadir, kita tak punya pilihan lain selain untuk berkonsentrasi dan hidup dengan apa yang terjadi di sekitar kita.”

Studio Ghibli agama Zen Buddha japanesestation.com
Cuplikan halaman Zen no Kotoba to Ghibli (prtimes.jp)

Sementara itu, dalam bagian kedua bukunya, Hosokawa dan pendeta senior Engakuji, Master Yokota Minamimine, mendiskusikan era virus corona dan Zen. Dialog antara keduanya memperlihatkan bagaimana Zen kerap dibicarakan di internet setelah virus tersebut mewabah dan tertulis pula sebuah percakapan terkait bagaimana menemukan motivasi untuk terus bergerak maju di tengah-tengah waktu yang sulit ini.

Nah, jika teman-teman JS tertarik untuk memiliki buku Zen no Kotoba to Ghibli, buku ini bisa dibeli secara online dari Tokuma Shoten via Amazon atau Tsutaya dengan harga 1.760 yen (sekitar 237.000 rupiah).