Berita Jepang | Japanesestation.com
Kampanye Budaya Mottainai di Jepang

Koran Mainichi Shimbun yang paling populer telah meminta orang Jepang "untuk mengurangi emisi karbon dioksida untuk mencegah Pemanasan Global, seperti misalnya dengan tidak mengemudikan mobil mereka apabila masih bisa berjalan, mematikan lampu saat tidak digunakan, menggunakan energi serta melestarikan peralatan rumah tangga dan membawa tas belanja reusable mereka sendiri alih-alih menggunakan kantong plastik yang tidak dapat didaur ulang. Banyak orang di seluruh Jepang telah menunjukkan dukungan mereka terhadap konsep mottainai, dengan sebuah pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa 80 persen orang Jepang menyadari Kampanye mottainai."

Mengenal Budaya Mottainai : Gaya Hidup Jepang Dalam Meminimalisir Pembuangan Sia-Sia
(image : green life)
Kampanye "Mottainai" di luar Jepang

Prof. Wangari Maathai pendiri Gerakan Sabuk Hijau Afrika dan seorang peraih Nobel, membantu membawa konsep mottainai ke seluruh dunia. Pada sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa di tahun 2005, Prof. Maathai memperkenalkan kata mottainai sebagai slogan perlindungan lingkungan. Dia mengenakan kaus dengan kata "mottainai" yang tercetak di atasnya. Prof. Maathai "menjelaskan bahwa arti istilah mottainai meliputi empat R dari kata Reduce, Reuse, Recycle and Respect." Prof. Maathai telah bekerja untuk mempopulerkan konsep mottainai di berbagai tempat di luar Jepang. Dia telah berbicara tentang konsep tersebut di Afrika, Asia, Eropa dan Amerika Serikat untuk menciptakan kesadaran lingkungan yang lebih global untuk mempromosikan konsumerisme etis dan untuk mendorong orang berbuat lebih banyak dalam hal pemikiran dan inovasi yang berkelanjutan.

Mottainai adalah pola pikir yang sangat kuat yang baik untuk diadopsi, untuk membangun masyarakat yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Mengingat bahwa sebagian besar sumber daya yang penting untuk kelangsungan hidup kita terbatas, menggunakan teknologi dan praktik inovatif untuk mengurangi, mendaur ulang, dan menggunakan kembali sumber daya tidak dapat dihindari.

Alangkah baiknya apabila kita mulai untuk mencoba menggabungkan gaya hidup mottainai ke dalam kehidupan kita sendiri dan menyebarkannya kepada anak-anak kita di masa yang akan datang, karena kebiasaan yang berkembang di masa kanak-kanak cenderung bertahan seumur hidup. Dengan demikian kita akan mencapai tujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat pada tahap pembelajaran awal yang berpengaruh.

(featured image : Youtube)