Apa sih Maiko dan Geiko itu? Geiko merupakan istilah khas daerah Kansai untuk menyebut sosok geisha, wanita yang berprofesi sebagai seniman tradisional Jepang, tugasnya adalah untuk menghibur tamu di rumah minum teh, menyanyi, memainkan alat musik shamisen (alat musik dawai yang memiliki tiga senar) dan tarian tradisional.
Sedangkan istilah Maiko hanya digunakan di Kyoto untuk calon geiko. Gadis yang sedang belajar mengabdikan hidupnya untuk kebudayaan Jepang dengan cara hidup seorang geisha.
Istilah geiko dan maiko telah digunakan di Kansai sejak zaman Restorasi Meiji. Ternyata mereka itu memiliki tugas dan penampilan yang berbeda lho, apa sih yang berbeda? Yuk kita lihat di bawah ini!
Karakter dan ciri-ciri seorang Maiko
Tugas utama mereka adalah menghibur dengan tarian, melayani minum dan menjadi komunikator perusahaan. Setelah sekitar 5 tahun, mereka akan dipromosikan menjadi seorang Geiko melalui ritual yang disebut Erikae, sedangkan ciri-ciri mereka adalah:
- Mereka tinggal di Okiya (sebuah sekolah pelatihan bakat).
- Berusia sekitar 15 sampai 20 tahun.
- Sanggul dibuat dengan menggunakan rambut asli mereka.
- Hanakanzashi, gaya menggantung hiasan rambut. Mereka menggunakan gaya yang berbeda setiap bulannya.
- Mereka tidak menggunakan lipstik di bibir atas (Untuk maiko yang memiliki pengalaman kurang dari 1 tahun).
- Para maiko memakai furisode, kimono dengan lengan menggantung yang panjang.
- Dengan tambahan darari obi, obi panjang atau selendang yang memiliki panjang sekitar 7 meter. Di ujungnya ada lambang keluarga dari Okiya yang berfungsi seperti kartu nama.
- Menggunakan obidome, perhiasan yang ditempatkan di atas obi untuk hiasan
- Mengenakan okobo, sandal dari kayu.
Karakter dan ciri-ciri Geiko
Mereka adalah maiko yang telah mendapatkan status sebagai geisha. Para wanita tersebut mendapatkan gaji dan mengkhususkan diri dalam salah satu seni, baik itu tari tradisional Jepang, lagu atau shamisen yang menjadi taggung jawab utama mereka. Untuk geiko, mereka memiliki ciri-ciri seperti di bawah ini:
- Tidak ada batas usia.
- Mereka tidak menggunakan rambut asli, tapi memakai wig.
- Mereka tidak menggunakan ornamen mewah di rambut mereka seperti Hanakanzashi, hanya ornamen sederhana.
- Berbeda dengan kimono dari Maiko, mereka berpakaian dalam gaya kimono dewasa dengan warna hitam dan lengan lebih pendek.
- Mereka tidak menggunakan selendang panjang yang disebut darari obi, tapi menggunakan obi yang disimpul dengan cara tertentu yang disebut taiko-obi.
- Tidak ada obi dome (pocchiri).
- Mereka tidak memakai okobo tapi memakai sandal zori.
Geiko yang mengkhususkan diri dalam tarian disebut Tachikata-san, sementara pemain alat musik shamisen disebut Jikata-san. Jikata-san tidak memakai wig dan pakaian tradisional Jepang.
Umumnya mereka berlatih di siang hari, sehingga tidak ada geiko atau maiko yang berjalan di sekitar kota Kyoto pada saat siang. Jika melihat mereka sebelum senja, ada kemungkinan itu adalah wisatawan yang sedang berdandan ala geisha.