Dua kali setahun, Tokyo mengadakan konvensi buku komik besar-besaran yang disebut Comiket. Saat acara berlangsung, rata-rata sekitar 500.000 orang hadir. Biasanya, angka-angka seperti itu dapat membuat tim perencana acara menjadi gila. Orang-orang mengantri dan menunggu dengan sabar untuk masuk, tidak peduli seberapa jauh antrian itu meliuk-liuk.
Mengantri panjang dan lama bukanlah sesuatu yang unik di Jepang. Semua orang mengatakan 'orang Jepang suka mengantri,' tapi sebenarnya lebih dari itu. Mengantri adalah bagian dari budaya Jepang. Contohnya pada saat jam sibuk kereta, orang Jepang dengan tenang menunggu dalam antrean yang berjajar dengan sempurna hingga gerbong kereta dibuka. Bahkan saat mengunjungi restoran terkenal, mereka rela mengantri lama hanya untuk memuaskan perut atau hanya sekedar rasa penasaran mereka.
Kecintaan orang Jepang pada budaya mengantri dimulai dari pelajaran yang dipelajari anak-anak sejak taman kanak-kanak: disiplin, kerja sama, dan rasa hormat. Misalnya, tidak jarang taman kanak-kanak dan sekolah dasar Jepang mengadakan pertunjukan kelompok yang terdiri dari lebih dari 100 siswa. Sementara satu kelompok usia memainkan alat musik, kelompok lain duduk dengan tenang dan mendengarkan. Anak-anak yang sedang bermain belajar mengimbangi waktu dengan siswa lain. Orang-orang yang mendengarkan melatih kesabaran dan pengendalian diri.
Karena penduduk Jepang tinggal di kota yang padat, orang belajar dengan sangat cepat bahwa untuk mendapatkan sesuatu, mereka harus menunggu. Setelah bertahun-tahun mempelajari perilaku ini, hasil akhirnya adalah kebiasaan budaya yang mencakup hampir semua keadaan, bahkan ketika bencana.
Pasca gempa bumi dan tsunami besar tahun 2011, ketika kesempatan muncul bagi orang-orang untuk mencuri kebutuhan pokok di toko-toko lokal, kerumunan penduduk Jepang malah dengan patuh berbaris untuk membeli barang atau menerima bantuan.
Jika kamu akan berkunjung ke Jepang dalam waktu dekat, kamu perlu belajar cara mengantri dengan benar. Berikut ini adalah hal yang harus atau boleh dan jangan kamu lakukan saat mengantri di Jepang seperti orang Jepang!
Do: Belajar Menikmatinya
Tidak ada gunanya mengeluh karena antrian, jadi lihatlah itu sebagai bentuk kepuasan yang tertunda. Waktu yang kamu habiskan untuk menanti akan terbayar dengan setimpal, seperti mendapatkan makanan yang super lezat. Dengan mengantri, kamu telah menginvestasikan waktu yang berharga untuk hal ini, jadi sebaiknya kamu menikmatinya.
Don’t: Lupakan Orang di Sekitar
Obrolan rahasia dengan teman di samping kamu tidak apa-apa. Tapi tidak melakukan video call pada nenek atau keluarga lainnya di ponsel. Kamu akan menghabiskan 30 menit ke depan selama mengantri dengan rekan satu antrian, dan mereka tidak perlu tahu tentang urusan keluargamu.
Do: Obrolan Ringan
Mengantri bisa menjadi kencan yang sangat menyenangkan. Hanya kamu, mereka, obrolan ringan yang canggung selama 20 menit hingga satu jam dan bermacam-macam orang asing yang menguping.
Don’t: Menyimpan Tempat
Ketika kamu melihat antrean yang panjang, kamu akan tergoda untuk mengirim satu orang untuk mengantri, sementara yang lain menunggu di suatu tempat dengan kursi, AC, dan alkohol. Itu tidak boleh dilakukan di Jepang. Sebagian besar tempat tidak akan menempatkan kamu kecuali seluruh pihak ada dalam antrian, dan sangat tidak disukai untuk teman atau anggota keluarga bergabung di akhir.
Do: Ikut Mengantri
Di Tokyo, antrian panjang biasanya menandakan 'ada sesuatu yang menarik'! Jadi bergabunglah, apa pun itu. Berpakaianlah dengan nyaman, kemas kebutuhan secukupnya. Ini bisa menjadi pengalaman bersantap gourmet, bisa juga pertunjukan band favorit, atau mungkin revolusi pengobatan jamur terbaru. Jika kamu tidak bergabung, kamu tidak akan pernah tahu.
Don’t: Berdiri Diam
Kamu tidak pernah tahu kapan antrian cepat mungkin terjadi. Satu menit kamu berdiri di luar pintu mencoba mengingat di mana kamu meninggalkan belanjaan kamu, kamu akan menyebabkan antrian dengan orang-orang yang berbaris di belakang kamu, mengira kamu sedang mengantri.
Sumber: Time Out, Business Insider