Ada delapan jenis kimono yang dikenakan wanita dalam budaya Jepang yaitu, Kurotomesode, Irotomesode, Homongi, Iromuji, Tsukesage, Komon, Tsumugi, Yukata dan Furisode. Berdasarkan jenis yang dipakai, kimono bisa menunjukkan umur pemakainya, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri. Kali ini kita akan membahas tentang Kimono Furisode. Mari kita simak sama-sama!
Kimino Furisode itu apa?
Furisode adalah kimono dengan ciri khas memiliki lengan panjang yang menjuntai ke tanah, biasanya terbuat dari sutra dan memiliki berbagai macam pola seperti, bunga dan tanaman, keindahan musim, binatang, atau burung. Kimono furisode umumnya memiliki warna yang berwarna-warni dan memiliki warna-warna cerah.
Jenis furisode yang paling umum adalah ofurisode dan chufurisode. Kimono ofurisode memiliki lengan menggantung ke bawah hingga 105 cm, sementara chufurisode memiliki lengan sedikit lebih pendek dengan 90 cm. Jenis furisode lain yang biasa digunakan sehari-hari adalah kofurisode yang hanya memiliki lebar lengan 75 cm. Lebih kecil dibanding dua jenis furisode sebelumnya, dan kurang formal untuk digunakan dalam upacara.
Apa sih yang membedakannya dengan kimono lain?
Kimono furisode khusus digunakan untuk wanita muda yang belum menikah. Di masa lalu, mereka menggunakannya sebagai pertanda bahwa seorang gadis memasuki usia dewasa dan masih belum menikah.
Kimono jenis ini bisa digunakan untuk acara formal maupun acara-acara santai. Salah satu acara khusus, di mana semua gadis-gadis muda mengenakan kimono furisode, adalah saat acara Seijin no Hi, atau disebut juga hari kedewasaan yang biasanya diadakan pada hari Senin kedua di bulan Januari. Pada hari ini, semua gadis yang telah memasuki usia 20 tahun mengenakan furisode.
Nah, bagi yang memiliki kimono dan ingin coba memakainya, kalian bisa melihat tutorialnya di bawah ini!