Upacara penobatan Kaisar dan Permaisuri Jepang baru telah menjadi pembicaraan dalam beberapa minggu terakhir, dengan hadirnya para pejabat tinggi dari seluruh negara di dunia. Gaun mewah yang dikenakan Permaisuri Masako menarik perhatian berbagai media, baik di Jepang maupun luar negeri. Seperti tradisi Jepang untuk acara formal kekaisaran, pakaian yang dikenakan adalah pakaian bangsawan abad pertengahan atau era Heian di Jepang.
Gaun tersebut adalah Junihitoe, pakaian wanita yang dianggap mewakili puncak keindahan dari pakaian tradisional Jepang. Junihitoe yang dikenakan Permaisuri Masako adalah kombinasi dari kimono berbagai warna, seperti merah, hijau, ungu, dan putih.
Apa Itu Junihitoe?
Bahkan di zaman modern, junihitoe dipakai sebagai pakaian formal wanita, seperti yang terlihat pada boneka hina dan di pernikahan bergaya Shinto. Awalnya Junihitoe adalah kostum untuk upacara atau pakaian formal di periode Heian. Kamu mungkin bertanya-tanya kenapa pakaian itu terlihat sangat berat? Sulit berjalan dengan dua belas lapis kimono, seperti namanya, “juni” berarti “dua belas”, dan “hitoe” berarti “kimono tanpa garis”.
Junihitoe Tidak Ada di Zaman Heian?
Sebenarnya, kata “junihitoe” tidak ada pada zaman Heian. Saat itu pakaian ini disebut “nyobo shozoku” (pakaian untuk wanita yang bertugas di bagian dalam istana). Baru pada periode Kamakura kata “junihitoe” mulai digunakan, sedangkan nama resminys adalah "itsutuginu karaginu mo” (五衣唐衣裳). “Junihitoe” hanyalah istilah yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Benarkah Ada Dua Belas Lapis Kimono dalam Junihitoe?
Faktanya, angka "dua belas" hanya menandakan "kelimpahan", dan tidak berarti dua belas lapisan kimono. Jadi dari mana asal angka "dua belas"?
Ternyata, angka “dua belas” berarti dengan melapisi kimono, gradasi warna pada kerah dan bagian ujungnya akan menjadi tampak lebih hidup dan indah, dan digunakan karena kata “juni" (dua belas) terdengar indah dan ritmis. Jumlah kimono yang akan dilapisi tergantung pada acaranya. Catatan menyatakan bahwa junihitoe bisa menggunakan enam belas lapis kimono sebagai atasan.
Junihitoe Sangat Berat!
Satu lapis kimono memang ringan, tetapi jika berlapis-lapis, itu akan menjadi berat. Junihitoe terlihat sangat berat, tapi berapa beratnya sebenarnya? Kira-kira 20 kg!
Selain itu, karena kamu harus melapisi kimono di atas kimono lain, pemakainya akan merasa sangat panas saat memakainya. Satu teori menyatakan bahwa wanita pada periode Heian menyukai junihitoe sebagai perlindungan terhadap dingin di musim dingin yang ekstrim.
Sumber: Japan Forward, Things to do in Kyoto