Berita Jepang | Japanesestation.com

Saat ini, seperti halnya di banyak tempat lain di seluruh dunia, perayaan hari Natal adalah salah satu perayaan yang paling semarak di Jepang. Bagaimana sejarahnya hingga perayaan agama Kristen ini bisa menjadi perayaan besar (walaupun menghilangkan asosiasi keagamaannya) di negara yang didominasi oleh agama Buddha dan Shinto tersebut?

Agama Kristen (dalam hal ini, Katolik Roma, setelah sebelumnya Nestorianisme sempat datang dan meninggalkan Jepang pada abad sebelumnya) pertama kali melakukan kontak dengan Jepang pada pertengahan abad ke-16, namun setelahnya, agama Kristen sempat mengalami pelarangan dan persekusi oleh pemerintahan Bakufu. Oleh karenanya, perayaan Natal pada awalnya hanya dilakukan oleh para kakure kirishitan, mereka yang memeluk agama Kristen secara sembunyi-sembunyi.

Natal baru diperkenalkan lagi di Jepang pada tahun 1900-an di zaman Meiji, saat toko makanan Meiji-ya membuka toko di Ginza dan memulai monetisasi Natal. Pada masa Taisho, mulai banyak penerbitan buku anak yang menggunakan natal sebagai temanya, dan pada tahun 1925 (Taisho 14), stiker Natal diberikan sebagai hadiah untuk mereka yang mendonasikan uang untuk usaha pemberantasan TBC. Sebelum perang, ada tahun 1928 di masa Showa, koran Asahi melaporkan bagaimana Natal telah menjadi acara tahunan bagi orang Jepang. Banyak toko di Shibuya, Asakusa, dan Ginza menyajikan makanan Natal dengan pelayan yang berdandan mengikuti perayaan tersebut.

Setelah Perang Dunia II, kekristenan mulai bangkit lagi di Jepang. Meski demikian, Jepang mulai membuka diri lagi kepada kekristenan bukanlah untuk alasan keagamaan, melainkan karena Jepang ingin melakukan westernisasi pada negaranya sendiri setelah perekonomiannya kacau selepas perang. Selama pendudukan tentara Amerika di Jepang, orang-orang Jepang mengagumi kekayaan Amerika, dan mereka ingin juga mengalami American Dream. Tujuan bernama kebangkitan dan kesejahteraan ekonomi menyebabkan jepang mengadopsi perayaan natal hingga saat ini.

Di luar perayaan Natal yang bersifat keagamaan yang dilakukan oleh sekitar 1% pemeluk agama kristen di Jepang saat ini, perayaan Natal di Jepang dilakukan secara sekuler, dan bahkan dipandang oleh orang Jepang sebagai hari raya yang romantis bagi pasangan, mirip dengan hari Valentine yang dirayakan di dunia barat.

Dalam perayaan hari Natal di Jepang, yang bukan merupakan hari libur nasional, sementara para pasangan menikmati makan malam romantis di restoran, dan melihat-lihat hiasan dan illumination bertema natal di taman-taman dan pusat perbelanjaan, keluarga di Jepang biasanya merayakannya di rumah dengan dua makanan khas Natal di negara tersebut, yaitu ayam goreng (khususnya Kentucky Fried Chicken) dan Christmas Cake.

(All images: wowsabi.co)