Berita Jepang | Japanesestation.com

Sudah lebih dari 150 tahun sejak Jepang membuka pelabuhannya ke dunia luar, setelah berabad-abad terisolasi. Meskipun begitu, beberapa hal tentang budaya Jepang masih sangat membingungkan dan membuat banyak orang asing bertanya-tanya. Berikut ini adalah 8 hal yang mungkin belum kamu ketahui tentang budaya Jepang.

1. Omiyage Lebih Dari Sekedar Oleh-Oleh

Omiyage Jepang
Omiyage Jepang (blog.gaijinpot.com)

Istilah 'omiyage' sering diterjemahkan sebagai 'oleh-oleh', tetapi sebenarnya lebih dari itu. Tidak seperti oleh-oleh yang orang biasa beli untuk dirinya sendiri, omiyage adalah sesuatu untuk diberikan kepada teman, keluarga, dan rekan kerja setelah bepergian. Biasanya berupa makanan khas dari berbagai daerah, yang dikemas dalam kotak berwarna cerah, dan setiap potongan dibungkus secara individual agar mudah dibagikan.

2. Natal Adalah Liburan Romantis

Natal di Jepang
Natal di Jepang adalah liburan romantis (blog.gaijinpot.com)

Jepang hanya memiliki 2% umat Kristen dari total penduduknya, jadi Natal di Jepang lebih seperti liburan biasa daripada hari libur keagamaan. Selain itu, Malam Natal dianggap lebih sebagai malam kencan, mirip dengan Hari Valentine. Banyak pasangan yang keluar untuk makan malam mewah dan bertukar hadiah romantis.

3. Wanita Jepang Menghitamkan Gigi

Geisha dan Ohaguro (featured image : Pop Japan)

Di zaman dulu, selama berabad-abad, ohaguro atau menghitamkan gigi merupakan praktik umum bagi wanita Jepang, terutama untuk para geisha dan wanita yang sudah menikah. Selain dianggap menarik, praktik ini juga dipercaya dapat membantu melindungi gigi dari kerusakan dan masalah lainnya. Praktik ini mulai dilarang pada akhir abad ke-19, sebagai upaya untuk memodernisasi Jepang dan membuat budayanya lebih menarik bagi orang asing.

4. Makan atau Minum Sambil Berjalan Adalah Perilaku yang Tidak Sopan

Makan sambil jalan
Ilustrasi makan sambil berjalan (lifealth.com)

Sangat umum untuk melihat orang makan camilan atau menyeruput minuman sambil berjalan di jalanan di negara lain, tetapi tidak di Jepang. Meskipun tidak dianggap perilaku kasar, makan atau minum sambil berjalan masih dipandang sebagai perilaku kelas rendah. Saat orang Jepang membeli makanan atau minuman dari vending machine, mereka akan menghabiskannya sambil berdiri atau duduk di samping mesin.

5. Baseball Sangat Populer

baseball populer Jepang japanesestation.com
Ilustrasi pertandingan baseball di Jepang (thegruellingtruth.com)

Sumo mungkin merupakan olahraga nasional Jepang dan yang paling sering dikaitkan dengan negara tersebut, tetapi sebenarnya olahraga yang paling digemari dan dimainkan adalah baseball. Diperkenalkan ke Jepang pada Periode Meiji, baseball mendapatkan popularitas besar berkat kehadiran Amerika di Jepang setelah Perang Dunia II. Jepang memiliki dua liga bisbol profesional, serta liga sekolah menengah, dan universitas yang tak terhitung jumlahnya di seluruh negeri.

6. Posisi Sumpit Memiliki Makna

sumpit
Etika menggunakan sumpit di Jepang (matcha-jp.com)

Saat kamu makan di Jepang, JANGAN PERNAH menusukkan sumpit ke dalam makanan saat kamu tidak sedang makan. Ini karena menyerupai upacara yang dilakukan pada pemakaman di Jepang, dan dianggap pertanda buruk. Untuk alasan yang sama, juga tabu untuk berbagi makanan dengan orang lain dengan cara mengambilnya dari satu sumpit ke sumpit lain. Jika kamu ingin berbagi, gunakan sumpit untuk meletakkan makanan di piring orang lain.

7. Makan Daging Kuda Itu Biasa

Basashi
Basashi, hidangan daging kuda mentah (halfwayanywhere.com)

Daging kuda telah dikonsumsi di Jepang sejak akhir abad ke-16. Penggunaannya dalam masakan Jepang meningkat secara signifikan pada tahun 1960-an, karena peran kuda dalam pertanian dan transportasi berkurang. Hidangan daging kuda mentah, yang dikenal dengan basahi, biasa disajikan di restoran. Biasanya dimakan dengan jahe parut dan shoyu manis. Daging kuda dijuluki sakura niku (daging bunga sakura) karena warnanya yang merah muda pucat.

8. Geisha Pertama Adalah Pria

Geisha pria
Geisha pria (listverse.com)

 

Geisha sebenarnya berarti 'seniman', dan geisha pertama adalah seorang laki-laki, yang menasihati tuan feodal sekaligus menghibur istana dengan berbagai pertunjukan dan cerita artistik. Geisha wanita baru mulai menghibur pada akhir abad ke-18, dan dikenal sebagai onna geisha (geisha wanita). Geisha wanita kemudian menjadi sangat populer, melebihi jumlah geisha pria, hanya dalam wantu kurang dari 25 tahun setelah kemunculan pertama mereka.