Gunung Hiei (比叡山 Hiei-zan) adalah gunung di timur laut Kyoto, yang membentang di perbatasan antara Kyoto dan perfektur Shiga, Jepang.
Gunung Hiei telah ditampilkan dalam banyak cerita rakyat selama berabad-abad. Awalnya gunung ini dianggap sebagai rumah para dewa dan iblis dari agama Shinto, meskipun gunung ini juga dikenal sebagai tempat para biarawan Buddha yang tinggal di kuil Enryaku-ji. Gunung ini dipercaya seperti benteng untuk menahan roh-roh.
Pada awal abad ke-9, kaisar Jepang mensponsori pondasi dari sebuah kuil Buddha di sisi gunung Hiei, kuil tersebut bernama Enryakuji. Dibangunnya kuil ini memiliki tujuan untuk memperkuat sifat alami gunung Hiei sebagai benteng melawan roh jahat. Enryakuji merupakan kuil sekte Buddha yang relatif baru di Jepang, bernama Tendai.
Enryakuji tumbuh dari sebuah kuil menjadi sebuah kota suci sejati, dengan perkiraan lebih dari dua puluh ribu biksu tinggal di masa keemasannya sekitar abad ke-11. Tempat ini menjadi jantung baru Buddhisme Jepang. Banyak tokoh pendiri sekte Buddha Jepang abad pertengahan lainnya,yang berasal dari biarawan Tendai di kuil ini. Enryakuji juga menjadi kekuatan duniawi seperti Vatikan pada abad pertengahan dan mengajarkan ilmu bela diri yang tangguh.
Go-Shirakawa, yang turun tahta tahta untuk menjalankan kekaisaran, mengklaim para biksu Enryakuji adalah salah satu dari tiga hal di dunia yang tidak dapat dia kendalikan. Mereka dapat memaksakan kehendak pada istana kekaisaran hanya dengan mengancam akan turun dari gunung, dan kadang-kadang mereka juga terlibat dalam serangan kekerasan terhadap kuil-kuil lain. Bahkan setelah tatanan Kyoto yang lama jatuh, Hiei tetap menjadi pemain kekuasaan sampai panglima perang legendaris Oda Nobunaga membakarnya untuk membawa semua faksi Jepang di bawah kendalinya.
Serangan oleh Oda Nobunaga di biara benteng Hiei adalah pertempuran yang bisa diklasifikasikan sebagai pembantaian besar-besaran . Serangan tersebut dimulai pada 29 September 1571 dengan pembakaran kota Sakamoto di kaki gunung ini mendorong sebagian besar warga kota untuk mencari perlindungan di biara di atas. Nobunaga memastikan bahwa kuil tersebut hancur dalam serangan itu dan kemudian menggunakan 30.000 pasukannya untuk mengelilingi gunung. Mereka kemudian bergerak perlahan ke atas membunuh semua yang mereka temui dan membakar setiap bangunan. Saat malam tiba, kuil utama Enryakuji terbakar dan banyak dari para biarawan disana melompat mati terbakar dalam lautan api. Keesokan harinya Nobunaga mengirim Teppo-Tai untuk memburu siapa pun yang selamat. Ada kemungkinan bahwa 20.000 orang tewas dalam serangan itu dan hasilnya melenyapkan para biarawan kesatria dari sekte tendai.
Selain terjadinya pembantaian besar-besaran sepanjang sejarah, ada juga legenda bahwa naga dan monster tikus bernama Tesso pun tinggal di pedalaman gunung yang terbentang diantara Kyoto dan Shiga ini.
Tertarik untuk berkunjung?