Kalian pasti sudah tahu dengan sejarah perang dunia kedua, tentang bagaimana Jepang tepatnya di kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhkan bom atom pada tahun 1945 oleh tentara Amerika. Akan tetapi, apakah kalian tahu sebenarnya kota Nagasaki tidak ada dalam daftar kota yang akan dijatuhkan bom atom seminggu sebelum penyerangan tersebut?
Target utama dari penjatuhan bom atom ini sebenarnya adalah kota Kyoto, ibu kota kuno dari negara Jepang. "Target ini merupakan kawasan industri perkotaan dengan populasi sebanyak 1.000.000," diambil dari catatan the minutes from the meeting.
Seorang sejarawan bernama Prof. Alex Wellerstein dari Institut Teknologi Stevens mengungkapkan, "Kyoto dianggap target yang ideal oleh militer karena kota tersebut belum pernah dibom sebelumnya, banyak industri yang dipindahkan ke sana dan beberapa pabrik besar ada di sana."
"Para ilmuwan dari 'Target Committee' juga lebih memilih Kyoto karena kota ini merupakan rumah dari berbagai macam universitas dan mereka berpikir orang-orang di sana akan mengerti bahwa bom atom ini bukanlah hanya senjata biasa saja, melainkan menjadi titik balik bagi sejarah manusia," tambahnya.
Target Committee sendiri merupakan kelompok sangat rahasia yang dibentuk pada Mei 1945 oleh Amerika Serikat yang bertugas menentukan dan memutuskan kota mana saja yang akan dijatuhkan bom atom di Jepang. Berikut adalah daftar kota yang direncanakan menjadi target bom atom di Jepang:
Akan tetapi, Menteri Pertahanan Amerika yang menjabat saat itu, Henry L. Stimson, menolak rencana ini dan memerintahkah agar Kyoto dihapus dari daftar target. Dia berpendapat bahwa kota Kyoto merupakan pusat kebudayaan yang penting dan bukan target militer.
"Militer tidak ingin menghapusnya, jadi mereka tetap memasukkan kembali Kyoto ke dalam daftar target hingga akhirnya Stimson secara langsung berdiskusi dengan Presiden Truman pada akhir bulan Juli," ungkap Profesor Wellerstein.
Setelah diskusi yang panjang dengan sang presiden, permintaan Stimson dikabulkan dan membuat Nagasaki masuk ke dalam daftar target kota yang akan dibom. Sebenarnya Stimson menolak Kyoto menjadi sasaran bom tersebut adalah karena alasan pribadi. Stimson pernah mengunjungi Kyoto beberapa kali saat tahun 1920-an ketika dia menjadi gubernur dari Filipina. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa dia melakukan bulan madu di kota ini dan menjadi pengagum dari budaya Jepang.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa Langdon Warner, arkeolog dan sejarawan seni dari Amerika, yang berjasa memberi saran kepada pemerintah Amerika agar tidak menjatuhkan bom di kota-kota yang memiliki aset sejarah dan budaya termasuk Kyoto. Bahkan ada monumen yang menghormati jasa Warner di Kyoto dan Kamakura.
Masih banyak perdebatan di antara sejarawan tentang siapa yang menyelamatkan Kyoto dari senjata pemusnah masal ini. Peristiwa ini jugalah yang menjadi salah satu pemicu dari kemerdekaan negara kita. Namun perang tetaplah perang, peristiwa yang telah merenggut jutaan jiwa yang tidak bersalah. Semoga peristiwa ini tidak terjadi lagi di muka bumi ya.
(Featured image: GETTY IMAGES)