Setelah sebelumnya tengah digembar-gemborkan bahwa akan ada kompetisi eSport kelas internasional, kini eSport telah resmi diakui di Jepang, negara dengan surga game terbesar.
Di masa kini, sudah mulai banyak pembicaraan bahwa tidak mengherankan jika eSport atau game komputer mungkin akan menjadi olahraga Olympiade. Meski demikian, seperti dilansir oleh Japan Today, meski diakui sebagai negara raksasa video game dengan perusahaan game ternama seperti Nintendo, Sony dan Bandai di dalamnya, Jepang masih tertinggal dalam hal pemain profesional dibandingkan dengan negara Amerika Serikat dan Eropa. Dengan ketertinggalannya tersebut kali ini Jepang bertekad untuk mengejar ketertinggalan.
eSport akan menjadi ajang kompetisi di Asian Games 2022, dengan penggemar eSport global diperkirakan berjumlah 500 juta pada 2020. Japan Esports Union atau yang biasa disingkat JESU diluncurkan pada tanggal 1 Februari lalu untuk mempromosikan eSport, mengeluarkan lisensi untuk pemain profesional di Jepang, membuat peraturan dan kualifikasi serta membimbing para pemain untuk bisa berkompetisi. JESU sendiri merupakan gabungan dari Japan e-Sports Assosiation, eSports Promotion Organization dan Japan eSport Federation.
Salah satu alasan mengapa Jepang tertinggal di belakang negara-negara lain di dunia adalah bahwa penggemar game Jepang cenderung memainkan permainan yang dimainkan sendiri, seperti game RPG, berbeda dengan permainan bergaya kontes yang berkembang pesat di seluruh dunia, menurut Wakil Presiden JESU Hirokazu Hamamura.
Menurut Hamamura dan pendukung lain gerakan ini, daya tarik menonton eSport sangat mirip olahraga reguler, seperti sepak bola atau bola basket. Meski masih banyak hal yang harus diatur, seperti aturan anti doping, pengaturan masalah kontrak, dan perlindungan pemain yang sudah pensiun, menurut pejabat Federasi eSport Internasional (IeSF) Leopold Chung, eSport memiliki potensi untuk berbagai tempat, dikarenakan sifatnya yang tidak terbatasi oleh batasan negara.
(Images: Japan Today, eSports Insider )
[zombify_post]