Rata-rata harga tanah di Jepang naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya, menurut data Badan Pajak Nasional negara tersebut pada hari Senin (2/7)
Kenaikan ini melampaui angka 2 persen untuk pertama kalinya dan menandai tingkat kenaikan tahunan tertinggi sejak metode penghitungan saat ini diperkenalkan pada tahun 2010.
Kenaikan selama tiga tahun berturut-turut tersebut terjadi karena ekonomi terus pulih dari pandemi virus corona, dengan meningkatnya pariwisata yang juga mendukung permintaan yang kuat untuk kondominium di daerah perkotaan.
Survei tahunan Badan Pajak Nasional mengenai harga per 1 meter persegi tanah yang menghadap ke jalan utama digunakan untuk menghitung pajak warisan dan pajak hadiah. Survei ini didasarkan pada data yang dikumpulkan oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata dan mencerminkan transaksi tanah.
Dari 47 prefektur, 29 prefektur mengalami kenaikan harga tanah rata-rata per 1 Januari, empat kali lipat dari tahun lalu.
Kenaikan terbesar terjadi di Fukuoka, yaitu 5,8 persen, diikuti oleh Okinawa 5,6 persen, Tokyo 5,3 persen, Hokkaido 5,2 persen, dan Miyagi 5,1 persen.
Prefektur Aichi mengalami kenaikan harga tanah sebesar 3,2 persen, sementara kenaikan di Prefektur Osaka sebesar 3,1 persen.
Di sisi lain, harga rata-rata turun di 16 prefektur, dengan Wakayama mengalami penurunan 1,0 persen, Ehime 0,8 persen, serta Toyama dan Kagoshima masing-masing 0,7 persen.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa di antara ibu kota prefektur, 37 ibu kota mengalami kenaikan harga tanah di lokasi-lokasi utama mereka, dengan kenaikan harga tanah di Saitama dan Chiba mencapai 10%.
Karena dampak gempa bumi melanda Prefektur Ishikawa pada 1 Januari lalu, mereka tidak memasukkan prefektur ini ke dalam survei Badan Pajak Nasional. Badan tersebut akan mengumumkan tingkat penyesuaian secara terpisah untuk sekitar 21.000 kilometer persegi tanah di Ishikawa dan prefektur Niigata dan Toyama yang berdekatan untuk membantu mengurangi beban pajak di daerah yang terkena dampak.
Sumber: Asahi Shimbun & Kyodo News