Adanya joki dalam ujian masuk sekolah untuk menggantikan orang asli yang seharusnya mengikuti tes tersebut memang tidak aneh, di Indonesia pun hal ini kerap terjadi. Namun, apakah kamu pernah berpikir bagaimana jika si orang palsu ini terus menyamar menjadi orang asli dan mengikuti masa pembelajaran selama berbulan-berbulan? Dan ternyata, hal ini benar-benar terjadi di Jepang. Kok bisa? Mari kita lihat beritanya.
Kejadian aneh ini terjadi di SMA Kaisei, sekolah elit khusus laki-laki di Distrik Arakawa, Tokyo. Sekolah ini dikenal berhasil mencetak lulusan yang sebagian besar diterima di Universitas Tokyo. Wow.
Nah, ujian masuk Kaisei digelar pada 10 Februari 2020 lalu, dan salah satu pendaftar (sebut saja A) datang. Beberapa hari kemudian, Kaisei memberi tahu bahwa A diterima dan A pun mulai mengikuti sesi orientasi pada tanggal 16 Februaro di mana ia harus menyerahkan paperwork dan foto untuk mengonfirmasi identitasnya.
Seharusnya, upacara masuk ajaran baru di Jepang digelar pada bulan April kan? Namun, karena adanya virus corona, upacara dibatalkan dan kelas pun berjalan secara daring. Kaisei pun kembali melanjutkan aktivitas pembelajaran tatap muka pada akhir Juni. Nah, di sinilah pihak administrasi Kaisei mulai merasa ada yang janggal: mereka belum menerima catatan akademi A dari SMP-nya. Karena virus corona? Mungkin. Namun, bukankah 6 bulan merupakan waktu yang panjang untuk meminta dokumen seperti itu?
Nah, karena itu, Kaisei mengontak SMP tempat A bersekolah dulu. Nah, di sinilah fakta mulai terkuak! Ternyata, SMP ini memang telah mengirimkan laporan itu...tapi ke SMA lain tempat A belajar sekarang!
Berarti, A mengikuti tes masuk dan lulus, tapi malah menyuruh siswa lain (sebut saja B) untuk menggantikannya, baik saat sekolah online ataupun tatap muka selama satu semester.
Membingungkan kan? Pertama, jika B mengambil identitas A, berati Ia tidak bisa menggunakan sertifikat dari Kaisei. Kedua, Kaisei tidak memiliki catatan tentang nama B. Dan A, meski dia mengabaikan tanggung jawabnya pada Kaisei, ia malah belajar dengan rajin di sekolah lain dengan nama aslinya. Berarti, ia bukannya tidak mau sekolah kan? Hanya saja sepertinya ia tidak ingin masuk Kaisei. A juga harus memastikan bahwa uang sekolahnya tetap dibayar oleh kedua orang tuanya. Sangat aneh.
Nah, pertanyaannnya, kenapa A melakukan semua ini?
Jawaban paling sederhana mungkin itu tadi, A tidak ingin belajar di Kaisei. Alasannya? Entahlah. Mungkin karena terlalu ketat, atau karena khusus laki-laki, meski tetap mengikuti tesnya.
Membingungkan.
Yoshiyuki Washizaki, office manager di SMA Kaisei Gakuen pun memilih tidak berkomentar saat ditanya tentang hubungan A dan B. Meskipun begitu ia mengatakan akan mencegah hal ini kembali terjadi
"Kami akan berusaha lebih teliti dalam pengelolaan laporan panduan kumulatif kami untuk mencegah hal ini kembali terulang. Jika bukan karena pandemi, kami bisa mengonfirmasi hal ini pada bulan April. Kami yakin bahwa hal ini tidak akan terjadi di tahun normal,” ujar Washizaki,
Lantas, bagaimana nasib A dan B sekarang? Jadi, karena sudah terciduk, A resmi dikeluarkan dari Kaisei, sekolah yang tak pernah ia datangi dan B dilarang memasuki area sekolah Kaisei. Namun, karena keduanya masih di bawah umur, potongan-potongan misteri lain yang spesifik seperti bagaimana mareka saling mengenal tidak pernah dikuak ke muka publik.
Sumber: