Berita Jepang | Japanesestation.com

Sebuah hal yang biasa jika orang tua beradu argumen dengan anak-anak mereka atas berapa banyak waktu atau uang yang mereka habiskan untuk hobi mereka. Argumen-argumen itu bisa sangat memanas jika orang tua mereka menghina atau bahkan mencemooh hobi sang anak, seperti menonton anime atau bermain game, sebagai omong kosong. Hal tersebut menjadi hal yang biasa untuk dicemooh oleh para orang tua konservatif.

Seringkali masalah ini terselesaikan ketika orang tua menerima bahwa kehidupan anak mereka adalah hidup mereka sendiri, atau ketika anak menjadi cukup dewasa untuk keluar dan hidup sendiri. Sayangnya, perselisihan keluarga tentang game dan anime berakhir dengan kasus kriminal telah terjadi di Prefektur Shiga.

Sejak ibu dari Toshio Ito meninggal pada tahun 2016, dia dan ayahnya, Kou, yang berusia 76 tahun, tinggal di rumah mereka di kota Otsu. Meskipun Toshio merupakan penjaga dan perawat dari ayahnya, keduanya memiliki hubungan yang tidak baik. Ayahnya memberlakukan jam malam untuk putranya yang sudah berusia 50 tahun tersebut, dan juga berulang kali mengkritiknya karena kecintaannya pada anime dan video game.

Toshio menjadi semakin terkekang dengan segala peraturan tersebut, sampai akhirnya dia membunuh ayahnya yang sedang tidur di dalam kamar pada tanggal 4 Februari pagi. Toshio menekan handuk basah serta bantal di atas wajah Kou dan berusaha untuk mencekiknya. Ketika dia melawan, Toshio mengubah taktik dan mengambil seutas kabel dan menggunakannya untuk mencekik ayahnya.

Sidang Toshio dimulai minggu ini, dan dia telah mengakui atas kejahatannya tersebut. Pihak pembela telah meminta agar keadaan khusus hubungan tersangka dan korban diperhitungkan. Karena perlakuan intimidasi Kou terhadap putranya membuat Toshio putus asa karena terlalu sering dicemooh sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidup dari ayahnya tersebut.

(featured image: Navi Time)