Pemerintah Jepang sepertinya tengah giat memberantas eksploitasi anak di bawah umur, terlihat dari tindakan yang dilakukan dalam beberapa waktu belakangan ini. Setelah dibatalkannya pameran futomomo karena ada indikasi menggunakan gadis belia sebagai model, kini laporan berita Sankei Shimun pada tanggal 7 Maret lalu menyebut bahwa Polisi Metropolitan Tokyo telah menutup sebuah bisnis gadis sekolah atau yang lebih dikenal dengan sebuatan JK (Joshi Kousei).
Mereka diduga telah mempekerjakan seorang gadis di bawah umur, dan telah mengabaikan peringatan yang telah disampaikan berulang tentang pelanggaran tersebut. Pada tanggal 19 Januari, Kazutoshi Hamamoto, manajer Shinjuku Pure 2 yang berusia 42 tahun, telah dengan sengaja mengirim gadis berusia 17 tahun untuk melakukan tindakan yang dianggap tidak senonoh dengan pelanggan laki-laki di sebuah hotel di Shinjuku Ward.
Hamamoto, yang dituduh telah melanggar Undang-Undang Kesejahteraan Anak, mengenai tindakan tidak senonoh membantah tuduhan tersebut dengan mengatakan, "Seks tidak disediakan," ujar tersangka seperti yang dikutip dari petugas Polisi setempat.
Menurut polisi seperti yang dilansir dari berbagai sumber, gadis tersebut bekerja di empat bisnis JK lainnya di ibu kota yang sebelumnya juga telah ditutup oleh pihak Kepolisian. Dalam setiap kasus, gadis yang konon mendapatkan total 5 juta yen di panti pijat tersebut, diinstruksikan untuk tidak kembali ke pekerjaan semacam itu. Polisi pun telah merujuk gadis itu ke pengadilan keluarga karena khawatir dia akan melakukan kejahatan serupa di masa mendatang.
Gadis tersebut mengungkapkan kepada polisi bahwa ia "Memerlukan uang untuk membeli pakaian dan kosmetik, juga untuk memanjakan diri di host cub."Ada banyak bisnis serupa di Jepang, yang disebut dengan singkatan JK, atau joshi kosei, yang sebenarnya merupakan singkatan yang umum digunakan, dan berarti gadis SMA. Mereka menawarkan diri untuk melakukan pijat, namun sebenarnya layanan plus plus lain seperti osampo, di mana pelanggan mengajak anak perempuan keluar untuk berjalan-jalan turut disediakan, dan hal tersebut tentunya dapat berakhir dengan hubungan seksual.