Berita Jepang | Japanesestation.com

Beberapa hari lalu pada tanggal 28 Oktober masyarakat dikagetkan dengan terjatuhnya seorang live streamer saat melakukan live streaming di Gunung Fuji melalui situs Niconico. Kecelakaan ini terjadi saat sudah hampir mendekati puncak, saat bagian tanjakan terakhir ia mengatakan “bagian ini berbahaya” dan sesaat setelahnya ia kehilangan pijakannya.

Potongan dari video stream-nya dibagikan oleh pengguna Twitter @ponapona979

Seseorang yang menonton live streaming tersebut menghubungi kepolisian, namun dikabarkan helikopter pencari tidak dapat menemukan orang tersebut. Tim penyelamat juga telah dikerahkan dari Shizuoka dan Yamanashi sejak hari Selasa pagi tanggal 29 Oktober menurut CNN.

Pada tanggal 30 Oktober pihak kepolisian menemukan sebuah mayat di ketinggian sekitar 3,000 meter dan berjarak sekitar 776 meter dari puncak gunung. Bagian tubuhnya mengalami kerusakan parah sehingga tim pencari tidak bisa mengindentifikasinya di tempat.

Tidak ada data diri ataupun handphone yang ditemukan namun diduga kuat bahwa ia adalah live streamer yang hilang sejak 28 Oktober lalu, karena terlihat dari potongan live streamnya memang handphonenya diduga terlempar saat ia terjatuh.

Nama dari streamer tersebut belum dikeluarkan, namun menurut penyelidikan ia sudah beberapa kali melakukan pendakian Gunung Fuji, namun tampaknya ini adalah pertama kalinya ia mencoba untuk mendaki diluar musim pendakian yang ditentukan.

Meski masih ada kemungkinan bahwa yang ditemukan tersebut bukan streamer tadi, namun tetap saja hal ini menunjukan betapa berbahayanya mendaki Gunung Fuji diluar musimnya. Pendakian Gunung Fuji ini dibuka pada awal bulan Juli dan ditutup pada tanggal 10 September kemarin. Dan kepolisian sangat menganjurkan untuk tidak mendaki kesana karena lokasinya yang tertutup salju dan sangat berbahaya.

  Source: SoraNews24 1, 2