Berita Jepang | Japanesestation.com

Dalam sebuah pertunjukan bersejarah yang menakjubkan, sebuah surat permintaan maaf raksasa yang ditulis oleh mediang pengusaha, Zensuke Tanaka (1858-1946) akan dipamerkan secara publik di Aula Shomon Maeda Kyoiku Kaikan di Ohtani, Kota Iga. Acara peresmian dijadwalkan berlangsung dari tanggal 11 hingga 16 Mei, dengan jam pameran dari pukul 10 pagi hingga 3 sore, kecuali pada tanggal 13 Mei. Tiket masuk ke pameran ini gratis bagi semua yang berminat hadir.

Surat raksasa ini, yang memiliki dimensi luar biasa dengan panjang dan lebar mencapai 9 meter serta berat sebesar empat kilogram, diciptakan oleh Tanaka pada tahun 1899, sebelum masa jabatannya sebagai wali kota Ueno, yang kini merupakan bagian dari Kota Iga. Tindakan permintaan maaf ini dilakukan sebagai tanggapan atas kesalahan tak disengaja selama pembangunan waduk untuk proyek sawah lokal, yang melanggar tanah milik sebuah kuil Buddha terdekat di kota Ikiri, Iga.

Meskipun memiliki signifikansi sejarah, asal-usul surat ini bermula dari tindakan permintaan maaf yang sederhana. Tanaka, yang dikenal karena perannya dalam memodernisasi wilayah Iga melalui usaha seperti pembangunan rel kereta api dan pembangkit listrik tenaga air, menunjukkan integritasnya dengan mengakui dan memperbaiki kesalahan tanpa disengaja tersebut.

Surat itu sendiri, yang terdiri dari sekitar 130 karakter yang ditulis dengan tinta dan sapu jerami pada lembaran kertas bergabung yang besar, memohon maaf dengan tulus. Dimulai dengan frase tiga karakter yang mengesankan "Sha-zai-jo" (surat permintaan maaf), masing-masing karakter melebihi satu meter panjangnya. Kerendahan hati dan rasa hormat Tanaka sangat terasa sepanjang surat tersebut, ketika dia dengan rendah hati memohon maaf kepada kuil tersebut dan menyatakan rasa terima kasih atas segala kemurahan hati yang diberikan.

Fumiko Maeda, direktur eksekutif yayasan Maeda Kyoiku Kai, menyatakan antusiasmenya untuk berbagi warisan Tanaka dengan masyarakat. Dia menekankan pentingnya mengakui kontribusi Tanaka dalam pembangunan wilayah dan berharap pameran ini akan menjadi pengingat akan semangat wirausaha dan komitmennya terhadap kemajuan.

Pameran ini menandai kali pertama surat ini dipamerkan secara publik dalam 25 tahun, memberikan kesempatan langka bagi pengunjung untuk menyaksikan potongan sejarah monumental ini secara langsung. Selain itu, pameran ini juga menjadi perpisahan yang menyentuh dengan Aula Shomon, yang akan ditutup secara permanen pada akhir Juni karena fasilitas yang sudah tua.