Ikeda adalah sebuah kota di Prefektur Osaka yang terkenal akan keindahan dan Cup Noodles Museums-nya. Sayangnya, kota indah ini tengah mengalami skandal, karena sang wali kota, Hiroki Tomita, berendam di dalam air panas. Kok bisa? Alasannya, karena air panas ini ternyata bukan air panas biasa, tapi sebuah home sauna.
Dilansir dari Soranews24, kejadian ini bermula pada September 2020 lalu, saat wali kota Hiroki Tomita membawa sembuah home sauna ke kantornya dan memasangnya di dalam sebuah ruangan kecil di sebelah ruang tunggu. Pada saat istirahat makan siang, Tomita akan masuk ke dalam sauna tersebut selama sekitar 20 menit.
Namun, pada pertengahan Oktober lalu, istri Tomita meminta agar sang suami mempertimbangkan apa yang ia lakukan. Pasalnya, seorang wali kota yang memasang sebuah sauna di kantornya tentu “kurang baik” di mata publik kan? Untungnya, Tomita setuju dan mencabut kembali sauna tersebut.
Sayangnya, Tomita kurang gesit. Pada 22 Oktober lalu, sebuah portal berita online membocorkan cerita sauna Tomita, membuat netizen geram. Keesokan harinya, sang wali kota pun menggelar sebuah konferensi pers dan meminta maaf atas kelakuannya dengan mengatakan ia telah “menggabungkan masalah pribadi dan masalah umum”. Ia juga berjanji tak akan mengulanginya lagi dan akan membayar semua biaya listrik yang digunakan.
Dan itu bukan akhir dari kasus ini. Pada 17 November lalu, wali kota Tomita kembali memanggil para awak media untuk menyatakan bahwa ia telah berhasil membayar biaya listrik dari sauna tersebut. Ia menyatakan bahwa ia menggunakan sauna sebanyak 30 kali di kantor dengan periode 50 menit, termasuk waktu untuk memanaskannya. Jika dirata-ratakan, jumlah biayanya sekitar 23 yen (3.136 rupiah) per jam nya, membuat harganya menjadi 690 yen (sekitar 94.000 rupiah) dan semuanya ia kembalikan ke kas kota.
Tentu saja hal ini mengundang reaksi netizen yang beragam.
“Lucu ya. Mereka benar-benar marah karena hal ini?”
“Biaya tenaga kerja untuk menghitung jumlah tagihan tersebut sepertinya lebih tinggi.”
“Bukan karena uangnya, tapi moral sang wali kota yang jadi masalah.”
“Ia sedikit ‘berbeda’ dengan wali kota normal, ya kan?”
“Bagaimana dengan biaya memasang saunanya?”
Tapi tunggu dulu, meski memang hal itu “buruk” di mata publik, Tomita sebenarnya punya alasan untuk memasang home sauna itu. Lihat saja, ia bertubuh besar kan? Ya, badannya yang tinggi besar itu disebabkan karena ia seorang atlet football sewaktu SMA.
Nah, karena kegiatan atletiknya itu, ia mengalami hernia dan menggunakan sauna untuk meredakan rasa sakitnya.
Meski begitu, tetap saja kisah seorang politikus yang memasang sauna di kantornya akan membuat Tomita “dikenang” negatif di mata publik. Namun, tanggung jawab sang wali kota Ikeda dalam mengembalikan semua biaya pemasangan saunanya patut dicontoh oleh politikus lain kan?