Tokyo Olympic rencananya akan digelar kurang dari 100 hari lagi. Namun, di tengah pandemi seperti ini, tak heran jika masih banyak pertanyaan dan kekhawatiran terkait penyelenggaraan even olahraga terbesar dunia ini. Nah, untuk menjawab pertanyaan dan kekhawatiran yang ditimbulkan, ayo simak panduan lengkap Tokyo Olympic berikut!

Jadi, seperti sudah diketahui sebelumnya, baik pemerintah Jepang dan International Olympic Committee akan tetap menggelar Tokyo Olympic dengan bejanji untuk menerapkan langkah anti virus guna memastikan keamanan partisipan dan masyarakat.

Presiden IOC, Thomas Bach pun mengatakan tak ada “plan B” dan komite penyelenggara olimpiade pun menegaskan bahwa tak mungkin untuk menunda lagi pertandingan.

Para atlet dari luar Jepang yang berpartisipasi pun wajib menyertakan hasil tes negatif COVID-19 yang diambil maksimal 72 jam sebelum penerbangan mereka dan harus mengikuti aturan karantina 14 hari Jepang. Mereka wajib mengenakan masker di athletes' village, dan akan dites setiap 4 hari sekali. Para atlet juga tak hanya bisa bepergian ke lokasi pertandingan dan beberapa lokasi terbatas lainnya dengan menggunakan kendaraan khusus.

Tokyo Olympic pun akan sepi akibat tak hadirnya penonton dari luar Jepang. IOC dan 4 badan penyelenggara Tokyo Games sendiri akan menggelar pertemuan pada April ini guna menyepakati kapasitas maksimum di venue.

Terkait venue, komite penyelenggara memutuskan untuk tetap menggunakan venue yang sama dengan yang dijadwalkan untuk menggelar even tersebut pada 2020 silam. Jadi, konstruksi fasilitas olahraga utama dan athletes' village telah komplit.

Kendati demikian, komite tetap memonitor situasi pandemi secara seksama dan meningkatkan langkah pencegahan COVID-19 bersama badan lain yang terlibat. Test events Olympic dan Paralympic pun akan dilanjutkan di bulan ini untuk membuat penyelenggara meninjau operasi logistiknya.

Tokyo Olympic yang akan segera digelar ini akan menampilkan 22 cabang olahraga, termasuk kompetisi favorit penggemar seperti renang, atletik, dan gymnastic. Baseball dan softball juga akan kembali hadir. Sementara itu, sport climbing, selancar, skateboarding dan karate akan debut untuk pertama kalinya di olimpiade.

Hampir semua cabang olahraga tersebut akan dipertandingkan di area Tokyo. Venue utama olimpiade adalah National Stadium yang didesain oleh arsitek Jepang Kengo Kuma. Stadion ini dikenal dengan Stadion ini terkenal dengan ciri khas atap berlapis-lapisnya yang menggunakan kayu dari 47 prefektur Jepang.

Nah, beberapa even lainnya akan digelar di luar Tokyo, seperti maraton yang akan digelar di Sapporo, Hokkaido karena kekhawatiran akan suhu tinggi di Tokyo.  

Untuk balap sepeda, akan dimulai di Tokyo dan berakhir di Fuji International Speedway dekat Gunung Fuji yang ikonik, sementara sebagian pertandingan baseball dan softball akan digelar di Fukushima.

Dan seperti sudah diketahui sebelumnya, Korea Utara tak akan berpartisipasi dengan alasan untuk melindungi para atlet dari pandemi, mmebuatnya menjadi negara pertama yang mengundurkan diri dari Tokyo Olympic. Sementara itu, Rusia dilarang berpartisipasi karena doping, kendati demikian, atlet yang tak memiliki pelanggaram terkait doping dapat berpartisipasi meski penggunaan bendera Rusia dan lagu kebangsaan dilarang.

Selain pandemi, panas dan lembabnya musim panas Jepang masih menjadi kekhawatiran utama. Menurut Badan Meteorologi Jepang, suhu rata-rata harian di Tokyo pada Agustus lalu mencapai 29o C in August dan 35oC atau lebh tinggi selama 11 hari.

Pihak penyelenggara juga akan memasang kipas besar dan sebuah mist sprayers di venue outdoor dan meminta agar penonton membawa minuman mereka sendiri.

Tak hanya itu, dukungan masyarakat yang rendah juga menjadi kesulitan lain yang harus dihadapi penyelenggara. Sebuah survei yang dilakukan Kyodo News pada April ini menunjukkan bahwa hanya 24,5% responden yang ingin agar Tokyo Olympic dan Paralympic dilanjutkan.

Olimpiade ini merupakan kali kedua Tokyo menjadi tuan rumah olimpiade. Sebelumnya, Tokyo menjadi tuan rumah Summer Games 1964, olimpiade pertama yang digelar di Asia, 19 tahun setelah kekalahan Jepang di Perang Dunia II. Jepang memanfaatkan kesempatan itu untuk memperlihatkan infrastruktur baru mereka, termasuk hadirnya shinkansen. Jepang juga sempat menggelar 2 Winter Olympics, Olimpiade 1972 di Sapporo dan 1998 di Nagano.

Nah, buat kalian yang penasaran dengan maskot imut Tokyo Olympic, mereka bernama Miraitowa (biru-putih, maskot olimpiade) dan Someity (pink, maskot paralympic). Nama Miraotowa diambil dari kata dalam bahasa Jepang “mirai” (masa depan) dan “towa” (abadi). Semntara Someity diambil dari salah satu jenis pohon sakura populer.

Maskot yang didesain oleh ilustrator Ryo Taniguchi ini dipilih berdasarkan voting yang dilakukan siswa SD di Jepang, Desain Miratowa sendiri terinspirasi dari pola kotak-kotak"ichimatsu" di logo Tokyo Games yang melambangkan tradisi dan inovasi Jepan.  Miraitowa juga dideskripsikan memiliki kemampuan untuk melakukan teleort ke manapun yang dia inginkan lho!

Terakhir, terkait dampak pandemi pada estafet obor, membuat even yang harusnya ramai ini tak bisa ditonton di Fukushima. Penonton di jalan juga diminta untuk bertepuk tangan saja, tak berteriak, dan jaga jarak aman. Sayangnya, sejumlah besar fans di beberapa segmen tak mematuhi hal ini.

Estafet obor juga dicabut dari jalan umum di Prefektur Osaka akibat meningkatnya kasus COVID-19 dan bisa saja hal ini juga berdampak di area lain, tergantung situasi pandemi di area terkait.