Jika Taro Aso menyebut Tokyo Olympic 2020 “dikutuk,” berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Gubernur Tokyo, Yuriko Koike. Menurutnya, Tokyo Olympic akan memebrikan harapan bagi umat manusia dalam melawan COVID-19 layaknya Antwerp Games 1920 silam yang membuat semua orang saling rangkul setelah terjadinya Perang Dunia I dan pandemi Flu Spanyol.
"Kami menggelar pertandingan di saat umat manusia menderita kehilangan terbesar yang membuat beberapa orang kehilangan harapan,” ujar Koike pada beIN Sports.
Koike pun melanjutkan kata-katanya dengan kalimat berikut:
"Pada satu abad lalu, tepatnya 1920, olimpiade digelar di Antwerp, Belgia, saat dunia tengah menghadapi dua even besar di mana miliaran orang tewas: Perang Dunia I dan Flu Spanyol.
"Sebagai even global pertama yang digelar setelah hadirnya dua musibah tersebut, Antwerp Games membangkitkan kembali harapan orang-orang. Kami berharap, Tokyo Olympics akan menyampaikan pesan yang sama dan menjadi titik balik, mengembalikan harapan pada orang-orang.”
Tokyo sendiri diketahui telah memastikan bahwa Tokyo Olympic tetap akan digelar pada 23 Juli mendatang setelah sempat tertunda selama satu tahun akibat pandemi COVID-19 yang telah menewaskan lebih dari 3,1 juta orang di seluruh penjuru dunia.
Melihat keadaan Jepang yang masih menghadapi gelombang keempat virus corona, banyak isu muncul, termasuk isu vaksinasi bagi para atlet yang akan berlaga di Tokyo Olympic. Kendati demikian, isu tersebut dibantah oleh pemerintah dan Koike pun mengatakan bahwa pihaknya tak dapat membuat hanya atlet yang telah melakukan vaksinasi saja yang bisa bertanding.
"Penanganan vaksin berbeda antara negara satu dan negara lainnya, Jadi, sulit diasumsikan bahwa vaksinasi itu diperlukan,” ujar Koike.
"Namun, melakukan tes berkala dan menjaga kesehatan wajib diperhatikan oleh para atlet. Selain itu, kami juga mendaoat banyak pengalaman dari banyak turnamen internasional yang sebelumnya kami gelar. Melihat kesuksesan tersebut, kami yakin kami dapat menggelar Tokyo Olympic dengan aman,” tambahnya.