Berita Jepang | Japanesestation.com

Mini market 24-jam Jepang atau konbini sering dipuji karena berbagai pilihan bento, lauk, dan makanan siap saji lainnya yang mereka jual. Namun, FamilyMart baru-baru ini menjadi pusat kontroversi online karena nama makanannya. Rangkaian makanan siap saji berjudul "Okaasan no Shokudo" (お母さん食堂, atau "Kafetaria Ibu") dalam bahasa Jepang, dan namaannya telah menjadi perhatian banyak orang sejak bulan lalu ketika tiga siswa sekolah menengah Jepang memulai petisi online untuk mengubah namanya. Mereka mengklaim bahwa itu memperkuat stereotip gender dan menempatkan tanggung jawab memasak hanya pada ibu rumah tangga.

Okaasan no Shokudo
Poster "Okaasan no Shokudo" (grapee.jp)

Petisi telah diposting ke Change.org oleh tiga siswa sekolah menengah (dari Kyoto, Okayama, dan Prefektur Hyogo) dengan harapan mengumpulkan tanda tangan sebanyak mungkin untuk mengubah nama "Kafetaria Ibu" untuk apa yang mereka yakini sebagai gerakan menuju kesetaraan gender, inklusi, dan pemahaman bahwa tidak setiap rumah tangga memiliki struktur keluarga atau penanganan pekerjaan dan tugas yang sama.

Mereka merinci alasan mereka di halaman petisi:

"Ini dapat mendorong prasangka yang tidak disadari bahwa 'sudah jelas bahwa memasak adalah tugas wanita'. Di Jepang, ada perasaan yang kuat bahwa wanita harus menangani pekerjaan rumah dan merawat anak, jadi ada banyak wanita yang tidak punya pilihan selain berhenti dari pekerjaan mereka.

Kami ingin mengubah citra "ibu = memasak" dan mengurangi beban ibu di seluruh dunia. Kami menentang masyarakat di mana peran ditentukan oleh gender dan orang harus menyerah pada banyak hal hanya karena hal itu.

Konbini sudah mengakar dalam kehidupan kita sehari-hari dan memiliki pengaruh besar bagi kita. Kami percaya bahwa mengubah namanya akan menghasilkan kesetaraan gender dalam masyarakat."

Family Mart (matcha-jp.com)

Petisi dan kritik atas nama menu ini telah menimbulkan perdebatan online, dengan suara dari kedua sisi pendukung...

"Nama itu selalu mengganggu saya. Ayah saya selalu memasak di rumah. Pemikiran "wanita = memasak" sudah ketinggalan zaman."

"Ini adalah nilai-nilai dari Era Showa (1926–1989). Saya pikir dengan mengubah hal-hal sedikit demi sedikit, prasangka di dunia juga dapat diubah."

"Ini sebenarnya mungkin merupakan prasangka gender. Aku mengerti itu seharusnya mencerminkan "rasa masakan ibu", tapi..."

Dan perbedaan pendapat:

"Bukankah nama itu seharusnya mengacu pada "kafetaria untuk membantu para ibu yang terlalu sibuk untuk memasak"? Ini adalah dukungan untuk ibu yang bekerja."

"'Rasa masakan seorang ibu' adalah ungkapan yang sudah ada sejak lama. Saya kira tidak ada masalah dengan namanya. Ini hanya mencari kata-kata yang salah secara politis."

"Menurut saya itu adalah nama yang hangat dan bersahabat. "Rasa masakan ibu" tersimpan dalam ingatanmu untuk waktu yang lama."

Nah, bagaimana pendapat para pembaca JS sendiri?