Berita Jepang | Japanesestation.com

Pada Minggu (17/1) lalu, terjadi suatu kejadian “unik” di Jepang. Seorang wanita Jepang menumpang sebuah taksi dan mengatakan pada sang supir untuk mengantarnya ke “Gurun Pasir Tottori.” Sepintas, memang tak ada yang aneh. Apalagi, gurun pasir tersebut memang merupakan salah satu destinasi wisata paling populer di Prefektur Tottori Prefecture karena keunikannya. Lantas, apa yang aneh dari kejadian ini?

wanita jepang taksi japanesestation.com
Gurun pasir Tottori (wikimedia.org)

Ternyata, ada dua hal aneh. Pertama, ia menaiki taksi pada pukul 2:30 pagi, waktu di mana mayoritas orang yang masih di luar rumah pulang menuju rumah masing-masing. Kedua, ia menaiki taksi yang diparkir di Stasiun Totsuka di Yokohama, sangat jauh dari Tottori.

Jika dijumlahkan, jarak antara Yokohama menuju gurun tersebut adalah 646 kilometer dan harus melewati area-area metropolitan seperti Nagoya, Kyoto, dan Osaka sebelum menuju Kepulauan Honshu. Jika dilihat dari Google Maps, perjalanan tersebut membutuhkan estimasi waktu minimal 8 jam dengan melewati jalan tol yang biayanya tentu akan dibebankan pada penumpang.  

Namun, sang pengemudi taksi rupanya tak keberatan (dan mungkin senang karena telah membayangkan akan mendapat uang banyak) dan keduanya pun berangkat menuju Tottori. Nah, karena mereka berangkat sebelum rush hour, keduanya tiba di Tottori tepat 8 jam kemudian. Setelah sampai, sang supir pun menjumlahkan total biaya yang harus dibawar wanita tersebut, yaitu sejumlah 236,690 yen (sekitar 32 juta rupiah). Sayangnya, sang wanita malah mengatakan:

“Saya tak membawa uang.”

Sebenarnya, wanita ini memiliki beberapa ribu yen, meski tentu saja tak cukup untuk membayar ongkos taksi. Jadi, sang supir taksi pun membawa wanita tersebut ke kantor polisi setempat, di mana ia ditahan atas dugaan penipuan. Namun, ada kemungkinan ia tak akan dituntut secara hukum sepenuhnya. Pasalnya, bukan hanya tak memiliki uang, ia juga tak memiliki kartu identitas. Dan saat ditanya tentang nama dan tempat tinggalnya, ia tidak mengetahuinya.

Karena itu, wanita yang diperkirakan berumur 40 tahunan ini diduga menderita gangguan jiwa, membuat perusahaan taksi pun sulit untuk menuntut dan meminta kompensasi secara penuh.

Bingung juga ya?