Kasus Covid-19 yang mulai terus menurun membuat beberapa negara kembali membuka pintu masuk negara mereka, namun Jepang masih menutup kedatangan dari luar negeri untuk tujuan wisata. Tapi tampaknya itu tidak akan berlangsung lama, karena Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida akan melonggarkan aturan tersebut.
Terkait hal itu, pada tanggal 12 Mei kemarin, sekelompok pejabat dari industri pariwisata Jepang mengajukan permintaan resmi kepada Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata untuk membuka kembali perbatasan Jepang untuk turis asing.
Dilansir dari Timeout, menurut NHK, kelompok yang mengajukan permintaan tertulis termasuk Asosiasi Agen Perjalanan Jepang, Asosiasi Hotel Jepang dan Grup JR, bersama dengan perusahaan transportasi besar lainnya. Dalam permintaan tertulis mereka, para pihak menyerukan Jepang untuk menghapus batas masuk hariannya sama sekali dan agar kementerian luar negeri menurunkan tingkat peringatan Covid-19.
Dokumen tersebut juga menyoroti bahwa Jepang merupaka salah satu dari sedikit negara di dunia yang tetap tertutup bagi wisatawan dan membiarkan larangan masuk berlarut-larut dapat menyebabkan wisatawan kehilangan minat untuk mengunjungi Jepang.
Perdana Menteri Fumio Kishida telah mengumumkan rencana untuk melonggarkan pembatasan perbatasan bulan depan sehingga Jepang dapat diakses seperti negara-negara G7 lainnya, tetapi kurangnya informasi yang konkret telah membuat banyak orang merasa cemas.
Di luar mereka yang bekerja di sektor pariwisata, sejumlah politisi Jepang yang peduli dengan ekonomi mendesak pemerintah untuk membuka kembali perbatasan sepenuhnya demi pemulihan ekonomi. Termasuk Gubernur Prefektur Miyagi, Yoshihiro Murai, yang menyatakan pada konferensi pers pada tanggal 9 Mei bahwa Jepang harus menunjukkan timbal balik dalam aturan perbatasannya mengingat jumlah warga negara Jepang yang bepergian ke luar negeri selama liburan Golden Week.