Berita Jepang | Japanesestation.com

momiji manju

Setiap daerah punya penganan khas. Untuk Hiroshima, penganan khas ini berupa kue berbentuk daun yang disebut Momiji Manju. Kue momiji berasa lembut dengan bagian dalam manis, yang biasanya dinikmati sambil minum teh bersama-sama. Menurut situs Hiroshima Navigator, kue berbentuk daun mapel ini sudah ada di kota itu sejak 100 tahun lalu. Secara tradisional, kue yang terbuat dari tepung beras dan tepung lainnya itu berisi anko atau kacang merah dan gula yang digiling halus. Namun saat ini, isi momiji sudah beraneka, mulai dari cokelat hingga keju, serta berbagai selai buah. Momiji Manju yang bagus tidak terlalu keras. Saat Kompas.com mencobanya di Hiroshima, Jepang, Minggu (17/8/2014), kue itu bahkan terasa sangat lembut di tangan. Saat dipotong menggunakan tangan pun, potongannya rapi dan tidak berjatuhan menjadi remah. Isi kacang merah manisnya lembut sehingga seperti lumer saat masuk mulut. “Momiji artinya adalah daun mapel yang kering. Warna daun kering kecokelatan itu serupa dengan warna kue momiji setelah dipanggang,” kata Yuda, pemandu wisata asal Indonesia yang bertahun-tahun tinggal di Jepang sambil belajar. “Dipadu dengan teh hangat, rasa manju akan menjadi sempurna,” lanjutnya. Sedangkan manju berasal dari mantou yang dalam bahasa Tiongkok berarti kue sejenis mochi. Sampai di Jepang, kata mantou berubah menjadi manju. Di toko-toko makanan, momiji manju dijual seharga 500 hingga 1.000 yen (sekitar Rp 55.000 hingga Rp 110.000) dengan isi 5 potong. Beberapa dijual dalam kantong-kantong kertas, namun sebagai oleh-oleh, disediakan pula kemasan kotak yang mudah dibawa. Momiji manju banyak ditemukan di Hiroshima. Mulai dari minimarket, kedai makanan, hingga hotel. Harganya pun tak jauh berbeda. Menurut penjualnya momiji manju sebaiknya dimakan paling lama seminggu setelah dibuat. Karena lebih lama dari itu, tekstur kue akan berubah dan tidak lagi lumer di mulut.