Butuh banyak komitmen dan usaha ekstra untuk mencapai tingkat percakapan bahasa Jepang yang banyak menggunakan kata ambigu. Untungnya, internet menyediakan beberapa alat belajar bahasa yang berguna untuk membimbing kita dalam mengatasi banyak kesulitan, seperti berbahasa dan berkomunikasi.
Bahasa Jepang dianggap sebagai salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari dan dikuasai oleh penutur bahasa Inggris dan juga untuk kita yang berbahasa ibu, bahasa Indonesia. Namun, ternyata orang Jepang pun setuju bahwa bahasa mereka terkadang ambigu dan sulit dimengerti.
Misalnya, ketika teman Amerika dari seorang pengguna Twitter Jepang @chomado yang datang berkunjung ke Jepang, dia mengeluh bahwa sulit membedakan antara "ya" dan "tidak" dalam bahasa Jepang.
Kata singkatan "un" (う ん) berarti "ya", sementara "uun" (う う ん) berarti "tidak." Dan jangan lupa ada "un?" yang setara dengan bertanya "ya?". Intonasi dari ketiga kata ini berbeda, tapi tetap saja membingungkan bagi para pembelajar bahasa Jepang.
Kata yang lainnya juga seperti kata "zenzen" yang memiliki kata negatif tapi juga belakangan ini digunakan sebagai konteks positif dan persetujuan. Selain itu, ada juga kata-kata sederhana dengan makna yang berlawanan. Salah satu contohnya adalah "ii yo" (sama dengan konfirmasi bahasa Inggris "ok!". Apa yang membuatnya membingungkan adalah bahwa kata ini juga digunakan untuk menyiratkan bahwa kalian tidak memerlukan sesuatu dan cara untuk mengetahuinya adalah dengan mengetahui konteksnya.)
Contohnya pada saat kita bertanya kepada seorang dosen di Jepang, apakah tugas ini perlu dikerjakan atau tidak, Ketika dosen tersebut membalasnya dengan kata ii desu yo, kemungkinan besar seluruh mahasiswa asing akan bingung apakah perlu dikerjakan atau tidak. Dan mungkin itu pun berlaku untuk para mahasiswa Jepang.
Contoh lainnya, apabila kita berbelanja dan memberi jawaban ii desu yo kepada kasir yang bertanya apakah kita perlu plastik atau tidak, penjaga kasir tersebut pasti akan bertanya kembali untuk memastikan jawaban kita menuju ke arah mana.
Mempelajari bahasa Jepang tidak bisa hanya melalui buku, kita harus tahu bagaimana para penutur asli menggunakannya di kehidupan mereka sehari-hari agar tidak terjadi salah paham dalam berkomunikasi.
(featured image : madameriri)