Setelah nenek YouTuber gaming, kali ini giliran kakek YouTuber! Ya, seorang kakek asal Jepang ini baru saja menjadi viral di YouTube gara-gara mengajari para viewers-nya untuk melukis dengan cat air!
Video terpopuler milik Harumichi Shibasaki, nama kakek Jepang itu, kini telah ditonton oleh lebih dari 5 juta orang. Gak cuma itu, per 28 September 2020, total view channelnya ada 28,4 juta dan telah memiliki 668.000 subscriber!
Nah, ini nih video terpopuler kakek Shibasaki, ada subtitle bahasa Inggris-nya lho!
Sekarang, mari kita berkenalan dengan kakek Shibasaki lewat hasil wawancara yang dikutip dari Mainichi berikut!
“Namaku Shibasaki,Aku hampir selalu merekam videoku sendiri,” ujar kakek berusia 73 tahun itu pada Mainichi di studio miliknya yang dipenuhi berbagai art supply dan peralatan produksi video, seperti sebuah single lens reflex camera, lampu LED dan sebuah komputer.
Shibasaki lahir di Prefektur Chiba pada tahun 1947. Setelah lulus dari Fakultas Seni di Universitas Wako, ia mengajar melukis dengan cat air dan cat minyak di sebuah sekolah seni dan sempat tinggal selama 3 bulan di Amerika Serikat pada tahun 2–1 untuk mengasah kemampuannya. Ia juga selalu menggelar pameran setiap 1 atau 2 kali dalam setahun di Ginza shopping district.
Keputusannya untuk menjadi seorang YouTuber dimulai pada tahun 2016 silam, setelah ptranya yeng bekerja di sebuah perusahaan IT berkata, “Tidakkah Ayah ingin dunia melihat karya-karya Ayah?” Sejak itulah Shibasaki mulai memikirkan kata-kata anaknya dan akhirnya memutuskan untuk menjadi YouTuber serelah berpikir, “Bukan hanya ingin karyaku dilihat, aku juga ingin membagikan kebahagiaan dalam melukis,” pikirnya. Ia pun memulai debut channel-nya, "Watercolor by Shibasaki" pada Maret 2017.
Mayoritas video Shibasaki berdurasi dari 5 hingga 15 menit dan memberi intsruksi bagaimana langkah melukis pemandangan alam dan pemandangan lainnya dengan cat air pada para viewernya. Video-videonya juga mengajarkan teknik-teknik unik. Misalnya, dalam video tentang melukis pohon, Shibasaki memberi tahu viewer untuk "menyebarkan kuas" dan menyodok kanvas untuk menggambarkan berbagai jenis daun.
"Pemula selalu merasa frustasi saat mereka tak mampu menggambar benda umum yang terlihat mudah dilukis. Aku berharap teknik ini dapat membantu mereka.” ujarnya.
Shibasaki juga sangat memperhatikan metode perekamannya. Saat menampilkan karyanya secara close-up untuk menjelaskan prosesnya, Shibasaki meletakkan smartphone-nya di dekat wajahnya "untuk memberikan tampilan yang realistis kepada viewernya," dan untuk mencegah distorsi perspektif yang disebabkan oleh lensa sudut lebar.
Namun, karena ia selalu merekam hasil karyanya dalam 1 kali shoot, terkadang ia membuat kesalahan.
"Kadang, aku terlalu fokus dan tak sadar kalau aku telah menakan tombol rekam. Terpaksa harus merekam dari awal deh,” ujarnya sambil tersenyum kecut.
Viewer Shibasaki, rupanya bukan berasal dari Jepang saja. Setelah ia mulai mengunggah videonya di YouTube, terlihat ada peningkatan jumlah viewer asing.
“Kebanyakan yang mengajukan pertanyaan detail adalah orang asing,” jelasnya. Karena itulah, Shibasaki meminta seorang penerjemah untuk memasang teks bahasa Inggris di semua videonya.
Kakek berbakat asal Jepang ini juga selalu mencoba untuk memberi informasi mengenai kehidupan pedesaan dan even tradisional di Jepang dengan memasukkannya menjadi subyek dalam lukisannya.
Viewers Shibasaki berasal dari negara dan kalangan usia lho. Jika dilihat dari data YouTube pada pemilik channel, per 12 September, 22,4% viewers-nya berusia dari 18 hingga 24 dan 19,9% berusia 25 hingga 34 tahun. Meski kebanyakan adalah muda-mudi, 18% viewers-nya berusia 65 tahun ke atas! Selain itu, 51,4% dari mereka adalah orang Jepang, sementara sebagian lainnya berasal dari negara lain, seperti Amerik a Serikat, Inggris, India, dan lain-lain.
"Setelah aku menjadi YouTuber, pengunjung pameranku semakin beragam,” ujarnya sambil tersenyum.
Awalnya, mayoritas pengunjung adalah lansia penduduk Tokyo, namun, kini banyak orang dari area lain, Hokkaido, Kyushu, bahkan orang asing. Keluarga dengan anak serta remaja dan pemuda pun sering terlihat mengunjungi pamerannya.
Kakek Jepang yang viral di YouTube ini pun memahami keadaan mereka yang tak memiilki cat air serta orang-orang yang harus diam di rumah karena pandemi lho. Ia membuat segmen baru dalam channel-nya, video yang memperkenalkan teknik menggambar dengan pensil misalnya.
Saat ia meminta para viewer-nya untuk menggunakan hashtag "#shibastayhome" dengan foto lukisan mereka yang diunggah ke Instagram dan media sosial lainnya, beberapa ratus gambar pun langsung muncul.
"Aku bahagia karena motto-ku adalah menikmati proses menggambar, menyediakan instruksi mudah, dan dapat melukis bersama semua orang,” ujarnya.
Shibasaki mengatakan ia masih memiliki segudang ide untuk direkam.
"Ada yang bilang bahwa seni itu panjang umur dan hidup itu pendek. Karena itu, aku berencana untuk melakukan apapun yang aku inginkan. Aku berharap aku dapat menyampaikan pada orang lain bahwa salah satu metode itu adalah melukis,” pungkasnya.