Kreativitas memang sangat tinggi dimiliki rakyat Jepang. Dengan keterbatasan yang ada di negeri Sakura, merupakan tantangan besar sehingga memunculkan ide-ide baru. Kalau kita kenal CEO, ada pula COO, kini muncul jabatan Chief Kitchen Officer (CKO) di Jepang, istilah baru untuk bisnis baru di Jepang.
Bisnis ini sangat sederhana, memperlihatkan sebuah rumah biasa menjadi tempat meeting, tempat rapat para pengusaha, mulai pukul 11.00-14.00 dengan hanya membayar 500 yen atau satu koin Jepang saja untuk makan. Satu tempat meeting bisa delapan atau 10 orang lengkap dengan peralatan kantor dan layar untuk presentasi naskah. Sambil meeting, setelah jam 12.00 jam makan tiba, disajikanlah makan siang. "Saya harus lihat waktu walaupun sudah pukul 12.00 waktu makan. Saatnya harus tepat karena tak mau ganggu meeting tamu," papar Hiroko Mizuno, CKO sebuah perusahaan Jepang di Tokyo. Setelah melihat ada waktu masuk, Mizuno membawa taplak meja, menaruh taplak di meja di depan masing-masing orang yang masih rapat itu. Itulah kuncinya. Setelah taplak meja makan ditaruh, masuklah semua makanan, termasuk miso shiru (sup) dan minuman. Satu set makanan itu berharga 500 yen per orang. Usai makan, langsung makanan dibereskan Mizuno lagi dan masing-masing orang mengeluarkan satu koin 500 yen tersebut memberikan kepada Mizuno. Selesailah tugas dan bisnis Mizuno dan rapat selesai pukul 14.00. Bisnis baru tersebut tercipta bukan untuk memudahkan makan agar tidak ke mana-mana dari tempat kerja, tetapi sambil santai makan, sambil ngobrol, mungkin bisa keluar ide-ide baru dan semua permasalahan justru bisa dipecahkan dengan lebih santai sambil makan, walaupun makan mungkin sekitar 30 menit. Itulah ide utama dari bisnis CKO tersebut. Mizuno sendiri mengakui tidak mudah membuat makanan 500 yen per orang karena anggaran itu sangat kecil, praktis tidak banyak untung, "Tapi saya harus membuatnya seenak mungkin dengan anggaran terbatas ini," tekan Mizuno yang selalu masuk kantor mulai pukul 8.30 pagi untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Makanan dibuat Mizuno di tempat meeting tersebut, tentu di dapur tempat sebelah ruang meeting, sehingga makanan segar baru selesai dibuat dan bisa dirasakan tamunya dengan baik. Jadi bukanlah makanan yang sudah sejak pagi dibuat. Ide-ide baru inilah yang mungkin bisa dilakukan pula di Indonesia, menyingkat waktu makan sambil meeting. Namun terpenting justru saat santai makan itulah biasanya timbul ide-ide baru dan pemecahan persoalan karena suasana menjadi lebih santai, walaupun juga sambil rapat dilakukan seiiring makan siang. Bisa dicoba mungkin ya?