Akihabara memang bukanlah area paling ramai di Tokyo, area Kanto. Namun, bukan berarti tempat ini sepi. Sebagai surga para otaku, Akihabara biasanya dipenuhi dengan pecinta budaya pop Jepang, seperti anime, manga, dan video game, terutama ketika weekend. Tak hanya itu, Akihabara juga dikenal sebagai pusat barang elektronik tebesar di Jepang, jadi tak aneh jika tempat ini selalu dipenuhi orang berlalu-lalang. Namun, pemandangan ramai itu kini menghilang. Surga para otaku itu kini menjadi sepi seperti kota mati.

Hal serupa juga terjadi di bagian belakang Akihabara. Tidak ada para cosplayer yang berpose, tidak ada maid imut yang berkata "Master!" atau "Onii-chan!" untuk menarik perhatian para pelanggan dan mengundang mereka masuk ke cafe tempat mereka bekerja. Yang ada hanyalah jalan yang sunyi drngan suara kicauan burung.


Sepinya Akihabara juga tentu berpengaruh besar pada bisnis-bisnis di toko-toko sekitar Akihabara. Misalnya saja salah satu toko elektronik besar di area tersebut. Bahkan, salah satu pegawainya mengatakan hal ini saat diwawancarai:
"Awalnya kami berpikir kalau sepinya jalan akibat salju yang tebal ini, namun beberapa minggu ini, sangat terlihat betapa sedikitnya pelanggan yang datang. Sangat aneh melihat Akihabara sangat kosong, ya kan? Dalam bisnis sendiri, ada lonjakan penurunan pelanggan. Sepertinya mereka tidak akan ke luar rumah kecuali untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau ada hal darurat. Dan sepertinya kebanyakan orang lebih memilih untuk membeli barang secara daring.Selain itu, sepertinya jumlah karyawan kantoran di area ini menurun meskipun stasiun tetap penuh di pagi hari atau pada rush hour di sore hari. Untuk turis asing, sepertinya mereka benar-benar menghilang. Biasanya, aku melihat seorang solo traveler setiap harinya, namun pemandangan itu tak terlihat lagi," ujarnya.
Sama seperti Asakusa, restoran dan toko-toko di Akihabara juga kebanyakan bergantung pada turis yang datang. Meskipun begitu, kamu tidak bisa menyalahkan siapapun akibat kondisi ini. Nah, daripada pusing memikirkan kapan wabah ini berakhir, lebih baik melakukan sesuatu yang lain seperti bermain game, menonton anime, atau mencoba melakukan sesuatu yang konon bisa menangkal virus seperti menggambar Amabie. Jangan lupa berdoa agar wabah ini hilang dan bisnis kembali lancar ya!