Meskipun smartphone telah menjadi hal biasa dan praktis di Jepang, kalian masih akan menemukan banyak warnet di Tokyo dan kota-kota lain. Karena di Jepang, warnet bukan sekadar tempat untuk menggunakan internet. Dengan minuman soft drink gratis, film tontonan gratis, koleksi manga yang lengkap, dan tarif lebih murah daripada taksi ataupun hotel, tempat ini juga merupakan tempat untuk bersantai, membaca komik favorit kalian, atau sebagai tempat menunggu pagi ketika ketinggalan kereta terakhir.
Meskipun semua fasilitas membuat tempat ini cukup bagus dari sudut pandang pelanggan, ternyata banyak pengalaman tidak menyenangkan yang dialami para staf. Kafe Internet Jepang umumnya memberi pelanggan ruangan individu dengan dinding yang cukup tinggi untuk menjaga privasi namun beberapa orang menggunakannya untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh.
Berikut adalah pengakuan salah satu staf pekerja warnet mengenai tindakan-tindakan menjijikan yang merepotkan mereka :
1. Pelanggan yang Kotor dan Berantakan
Hampir semua kafe internet di Jepang memiliki layanan self service soft drink dengan soda, teh, jus, atau sup yang dapat kalian minum sebanyak yang kalian suka, dan jika perusahaan itu tidak menjual makanan sendiri, biasanya pelanggan diizinkan untuk membawa makanan sendiri.
"Beberapa orang hanya meninggalkan bilik dengan keadadn berantakan total," kata seorang staf. "Mereka tidak membuang wadah makanan mereka atau meletakkan gelas mereka kembali ke area koleksi piring kotor. Mereka mengambil puluhan volume manga ke dalam bilik dan tidak mengembalikannya ke rak. Dan jika itu adalah bilik area rokok, pasti ada abu di mana-mana."
2. Pelanggan yang Bau
Karena banyak orang menggunakan warnet sebagai pengganti hotel dan menginap disana semalaman, tidak jarang kafe internet Jepang memiliki fasilitas shower.
"Setiap saat, sejumlah pengunjung akan memiliki bau badan yang mengerikan. Bahkan setelah mereka pergi, bilik mereka akan berbau busuk, kita tidak bisa membiarkan pelanggan lain menggunakannya sampai bau busuk itu menghilang, dan bisa memakan waktu cukup lama. Suatu hari, salah satu rekan kerja wanita saya membersihkan salah satu bilik itu, dan baunya sangat buruk sehingga membuatnya muntah ... Di lain waktu, manajer bahkan memberi tahu pelanggan bahwa dia perlu menggunakan kamar mandi sebelum pergi ke biliknya."
3. Pelanggan Pecinta Tissue
Kapan saja kalian memberi privasi dan akses internet kepada pelanggan, beberapa di antaranya akan menggunakan fasilitas tersebut untuk melihat situs porno. Pelanggan biasanya menggunakan tissue untuk membersihkannya namun mereka tidak membuangnya ke tempat sampah atau membawa sampah tersebut keluar. Sehingga meninggalkan bilik yang kotor dan berbau aneh.
4. Pelanggan yang Datang Bersama Pasangan
Selain bilik untuk satu orang, warnet Jepang juga menyediakan ruangan yang lebih besar untuk dua orang, biasanya ruangan ini digunakan untuk pelanggan yang membawa kekasihnya untuk bermain bersama. Namun sayangnya mereka selalu melakukan hal tidak senonoh di dalam bilik tersebut. Terkadang mereka tidak mengunci bilik sehingga dapat terlihat dari luar dan sampah kontrasepsi berserakan di tempat sampah. Bahkan terkadang ada noda darah yang membekas di kursi.
5. Pelanggan yang Tidak Mau Pergi Ke Toilet
Ini adalah tipe pelanggan yang paling buruk, dimana pelanggan jenis ini menggunakan tempat sampah sebagai toilet pengganti. Meski kafe internet memiliki kamar mandi, beberapa pelanggan tidak dapat diganggu dan enggan meninggalkan bilik mereka untuk berjalan ke toilet saat panggilan alam tiba.
Coba bayangkan para staf yang harus membersihkan bilik mereka, pasti mereka akan memiliki perasaan dan kesan yang buruk setelah melakukannya.
(featured image : Chinaz.com)