Sekarang saya akan lanjut membagikan pengalaman saya selama jalan-jalan di Jepang, kali ini di Nagoya. Sebelum ke Nagoya, saya harus berkunjung ke Kanayama untuk bertemu teman saya. Kami sudah janjian untuk ketemu di sana karena dia ingin memberikan tiket konser GACKT.
Pada tanggal 7 Juli 2013, saya memang berencana untuk nonton konser GACKT di Yokohama. Saya berangkat ke Kanayama dari stasiun kereta Okazaki bersama teman saya, orang Bali, karena dia tahu rute ke Kanayama.
Foto saya pada saat perjalanan ke Kanayama...
Sesampainya di Kanayama, saya harus menunggu teman saya di stasiun. Seperti biasa, saya terkagum-kagum dengan tata ruang di stasiun Kanayama. Setelah bertemu dengan teman dan mengambil tiket konser, kami melanjutkan perjalanan ke Nagoya.
Kanayama Eki...
Di luar Kanayama ada toko khusus kecantikan yang sangat lengkap produk-produk jualannya sampai-sampai saya bingung mau beli apa. Tapi saya enggak jadi beli karena harus ketemu teman dan, maaf, saya enggak bisa ambil foto karena takut mau apa-apa lagi, hehehehe.
Akhirnya, saya bertemu dengan teman saya. Saat di foto, di belakang kami ada sekumpulan orang yang mau berangkat kerja...
Setelah bertemu teman saya dan mengambil tiket, kami melanjutkan perjalanan ke Nagoya. Pada saat kami di dalam kereta, situasinya penuh banget. Untungnya saya dapet kursi. Pada saat sampe di Nagoya, saya terkejut dengan adanya eskalator pendek ini...
Kenapa saya terkejut? Karena jarak antara atas dan bawah eskalator sangat pendek. Mungkin gunanya eskalator ini untuk mempermudah para orang tua yang membawa barang-barang berat, jadi tidak perlu mengangkat pada saat mau turun atau naik.
Foto pada saat saya sampai di Nagoya...
Kesan saya melihat Nagoya; rasanya sangat lega dan lagi-lagi kebersihan kotanya membuat saya takjub. Di sana banyak sekali tempat parkir sepeda. Ternyata orang Jepang banyak yang mengunakan sepeda karena efisien, murah dan juga hemat waktu. Mereka lebih nyaman mengunakan sepeda dan juga transportasi publik.
Kalau di Jakarta, akan sangat jarang kita menemukan orang-orang mengunakan sepeda untuk pergi ke kantor. Saya jadi kagum karena pemerintah Jepang sangat peduli dengan pengendara sepeda sampai-sampai dibuat tempat parkir hampir di semua lokasi strategis.
Ini tempat parkir sepeda sepanjang jalan di Nagoya...
Setelah takjub melihat kondisi jalan di Nagoya, kami melanjutkan perjalanan ke Nagoya City Science Museum. Kenapa saya ke sana? Karena saya ingin melihat planetarium terbesar di Jepang tentunya.
Foto saya saat kami sampai di Nagoya City Science Museum...
Ini teman saya yang tinggal di Okazaki, namanya Arin...
Waktu di museum-nya, saya lihat rombongan anak TK yang ternyata pada saat itu sedang mengadakan karyawisata. Inilah rombongan anak TK... Kawaii banget ya...
Harga tiket masuk Nagoya City Science Museum gratis, tapi karena kita berdua mau lihat planetarium di dalamnya, jadi kita harus beli tiket yang harganya 600 yen (Rp. 60.000). Sangat worth it karena planetarium-nya sangat besar.
Setelah saya mencoba (hampir) seluruh alat uji coba di Nagoya City Science Museum, saatnya makan siang. Lagi-lagi saya dibuat takjub. Tempat makan di Nagoya City Science Museum sangatlah luas. Tapi yang luar biasa, di sana tidak ada toko atau kios yang jual makanan, melainkan hanya tempat duduk, meja makan dan... vending machine.
Foto pada saat saya makan siang di dalam museum...
Disana saya bertemu lagi dengan rombongan anak TK yang sedang karyawisata. Ada hal unik pada saat mereka makan siang; mereka saling menunjukkan bentuk makanan mereka dan tempat makan mereka. Sangat berbeda ya dengan kita. Dan juga, mereka sudah dididik untuk mandiri, jadi enggak ada yang manja sama gurunya pada saat makan siang.
Foto mereka saat makan siang, lucu-lucu ya...
Mau coba foto bareng, tapi takutnya mereka enggak berani, jadi saya foto seperti ini saja. Setelah makan siang saatnya melihat planetarium. Wah, benar kata teman saya, tempatnya sangat besar dan luas. Tapi amat disayangkan kita tidak boleh mengambil foto pada saat pertunjukan berlangsung, jadinya saya ambil foto sebelum acara dimulai.
Inilah mesin proyektornya...
Narsis dulu sebelum pertunjukannya dimulai...
Setelah melihat Nagoya City Science Museum, kami mau pulang ke Okazaki. Dalam perjalanan menuju Nagoya Eki, saya sempat melihat ada vending machine yang menjual rokok. Ternyata kalau mau beli rokok di vending machine itu, harus ada kartu tapos, jadi anak di bawah umur tidak bisa beli rokok. Karena pada saat register kartu tapos harus mengunakan ID card yang kita sebutnya KTP.
Ini salah satu vending machine-nya. Ternyata produsen rokok Indonesia cukup terkenal di sana...
Wah, masih ada kotak pos. Cukup terawat...
Sungai di Nagoya cukup bersih, tidak ada sampah sama sekali...
Gedung Mode Gakuen Spiral Tower Shop and Restaurants...
Sugoi ne! Selama saya jalan-jalan di Nagoya saya takjub dengan kerapiannya. Uniknya, saya tidak pernah melihat adanya kemacetan, meskipun di hari kerja. Pada saat saya foto di depan menara spiral Mode Gakuen pada saat jam pulang kantor (jam 17:00), kondisi jalan di sana masih lancar. Jauh berbeda dengan Jakarta, karena jam 17:00 pasti sudah macet di mana-mana, apalagi saat hari kerja.
Oke, cukup disini dulu. Saya akan lanjut lagi di part 3 yaitu waktu saya di Yokohama dan nonton konser GACKT. Ada apa di sana? Nanti kita lihat bersama ya. Mata ne, minna!