Berita Jepang | Japanesestation.com

Hewan liar seperti monyet liar dan rusa telah menyebabkan sakit kepala di tempat wisata terkenal di Nikko, prefektur Tochigi. Kawanan hewan liar ini dengan berani memasuki pusat kota dan mencuri serta mencari makanannya sendiri. Hewan-hewan tersebut masuk ke rumah dan toko suvenir dengan frekuensi yang meningkat di daerah kuil Nikko Toshogu, sebuah situs Warisan Budaya Dunia. Penduduk setempat mulai mengeluh mengenai hewan yang merusak bunga, pagar dan fasilitas lainnya.

Masaaki Koganezawa, profesor emeritus pengelolaan burung dan hewan liar di Universitas Utsunomiya, mengatakan bahwa perbatasan antara daerah pemukiman dan pegunungan telah hilang karena semakin banyak lahan pertanian yang sudah ditinggalkan karena depopulasi.

"Hewan-hewan tersebut mungkin sudah sadar bahwa ada makanan lezat di daerah pemukiman," katanya.
Prefektur Tochigi di Jepang Perangi Monyet Liar Yang Meresahkan Masyarakat Setempat
(image : asahi)

Kerusakan dari hasil petualangan hewan liar tersebut sangat mencolok di sepanjang jalan nasional no. 119 yang menghubungkan Stasiun Tobu-Nikko dengan Toshogu dan kuil dan kuil lainnya, di mana banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri berkunjung sepanjang tahun.

Masako Sakamoto, 66, yang mengelola salon kecantikan terdekat, mengatakan bahwa kehadiran monyet liar dan rusa di sekitar rumahnya meningkat tajam pada tahun 2016.

Monyet liar memakan semua buah yang dihidangkan di hadapan altar Budha di rumahnya pada tahun 2016. Dia  juga melihat dua ekor rusa memakan bunga dari tempat peristirahatannya pada bulan Agustus 2017.

"Monyet telah merusak pintu jaring di sebagian besar rumah di daerah tersebut," tambah Sakiko Yoshiara, 68, anggota komite kecantikan kota.

Hewan liar juga turun ke tempat-tempat wisata yang populer, seperti kuil Toshogu dan Nikko Futarasanjinja. Tak jarang monyet mencari makanan di depan toko suvenir.

Sejauh ini, wisatawan tidak mengalami kerusakan besar. Namun, Hiroshi Shioya, kepala sekretariat Asosiasi Pariwisata Kota Nikko, mengatakan, "Kami khawatir hewan-hewan tersebut akan merampok turis seperti mengambil barang dari tas mereka atau melukai mereka."

Mengeluarkan hewan bukanlah tugas yang mudah bagi pemerintah kota. Penggunaan senjata tidak bisa dilakukan di daerah pemukiman karena dibatasi hukum, dan jika memasang perangkap, mereka bisa menangkap anjing peliharaan atau kucing peliharaan.

Sebagai gantinya, pihak berwenang setempat telah membagikan kembang api dan petasan untuk mengusir hewan-hewan itu dengan suara mengejutkan.

(featured image : Budget Trouble)